CERITA SEX BERCINTA DENGAN TANTE GIRANG YANG SANGAT LIAR

4:54:00 AM 0
Situs OPO COK menyediakan Cerita Sex DLL Terupdate Dan Terbaru Untuk Anda Selamat Menikmati|Cerita Dewasa|Cerita Sex Sedarah|Cerita Sex Selingkuh|Cerita Sex Tante Girang|Cerita Sex Hot. 
Langsung saja kita simak ceritanya .Jam weker dimeja kamarku berdering pada jam 09.00 pagi, memang aku mensetting pada jam itu, karena tadi sampai terdengar adzan subuh aku masih belum bisa memejamkan mata untuk tidur.
 Aku menggeliatkan tubuhku terdengar kerotokan pada pinggangku, dengan malas aku bangkit dari tempat tidur… ups..
 aku lupa kalo aku tadi tidur dengan tubuh telanjang bulat… kulihat tubuhku dari pantulan cermin besar.. mmm… dalam usia hampir kepala 4, kulihat tubuhku masih bagus dilihat… buah dadaku yang berukuran bra 36 B masih cukup kenyal, pinggangku masih ramping tak berlemak, pinggul dan pantatku kata mas Seno, almarhum suamiku adalah bagian yang terindah dari tubuhku, sangat seksi dan serasi dengan sepasang kakiku yang panjang… wajahku…? kata mas Seno lagi, katanya wajahku lebih pantas dibilang seksi daripada cantik… entahlah penilaian lelaki memang susah dijabarkan oleh perempuan….Sssssshhh… ooohhh… gila, lagi-lagi gairah birahiku meletup dengan tiba-tiba… di depan cermin besar itu aku meremasi buah dada montokku sendiri yang kian mengencang… ammpuuuun… sudah 2 hari 2 malam ini aku sangat menderita karena birahi gila ini… entah berapa belas kali selama 2 hari 2 malam ini aku bermasturbasi…sampe tubuhku benar-benar loyo.


Bahkan pada hari pertama aku sempat melakukan masturbasi di belakang kemudi mobil di tengah keramaian jalan tol, saking ngga ketahan… Semalam, dengan diiringi adegan-adegan syur film bokep koleksi almarhum mas Seno… aku melampiaskan hasrat birahiku secara swalayan, mungkin lebih dari 10 kali sampai pagi menjelang…Maka betapa jengkelku, sekarang belum setengah jam mataku terbuka, gelegak birahi itu meletup lagi… kali ini aku melawan, aku masuk kamar mandi, kuguyur tubuhku dengan shower air dingin… agak menggigil juga tubuhku….
 Aku memang wanita berlibido tinggi. Sejak ABG aku sudah kenal masturbasi… menjelang lulus SMU aku mengenal persetubuhan dan berlanjut menjadi doyan disetubuhi…
 Masa kuliahku adalah masa euphoria sex, karena aku kuliah di Bandung sementara orang tuaku di Jakarta… pada awal masa kuliahku, aku pantas dijuluki Pemburu Seks… beberapa kali aku diusir dari tempat kost yg berbeda, dengan sebab yg hampir sama… yang aku ingat, sore pulang kuliah diantar teman kuliahku, aku lupa namanya… pokoknya keturunan Arab… aku lupa bagaimana awal mulanya, aku bisa nyepong kemaluan Arab ganteng itu di dalam kamarku dalam keadaan pintu ngga terkunci dan Ipah pembantu ibu kost yg nyinyir itu nyelonong masuk kamarku utk menaruh pakaianku yg habis diseterikanya… aku tengah terkagum-kagum dengan volume batang kemaluan Arab ganteng yang lebih besar dari lenganku dan minta ampun panjangnya.

Malam itu juga aku disidang dan harus keluar dari rumah kost itu. Tapi buatku ga ada masalah karena malam itu si Arab ganteng memberikan tumpangan sementara di rumah kontrakannya… tentu saja gairah birahiku yang binal dimanjakan oleh Arab ganteng itu… sepanjang hari… bahkan sampai beberapa hari aku tinggal di rumah kontrakan si Arab ganteng yang berantakan…
 Kejadian yg lain pernah juga tengah malam, lagi seru-serunya ML sama cowok baruku… tiba-tiba pintu didobrak petugas ronda yg rupanya sudah lama memperhatikan kebiasaanku masukin cowok malam-malam… cowokku dengan tengilnya berhasil kabur… sementara aku lagi-lagi terpaksa harus cari kost baru lagi… Satu lagi yang ga bakal aku lupa, affairku dengan bapak kost, biar sudah tua tapi ganteng dan handsome.. dan yang membuatku bertekuk lutut… mmm… aksi ranjangnya boo’… selalu membuatku bangun kesiangan esoknya… sayang aku menikmati kencan ranjang dengan bapak kost baru tiga kali keburu ketangkap basah sama istrinya… abis siang bolong bapak itu ngajakin naik ranjang… apesnya lagi aku ga akan mampu menolak, kalo tetekku sudah kena diremasinya… baru mau dua kali aku mendapatkan orgasme… eeh…pintu di ketok-ketok dari luar dan terdengar suara ibu kost memanggil namaku… mendengar itu bapak kost yg sedang memainkan batang kemaluannya di liang sanggamaku, jadi gugup dan efeknya justru membuatnya orgasme, untung gak telat nyabut… pejunya berhamburan di atas perutku banyak sekali…. bisa ditebak endingnya… aku harus angkat kaki dari rumah kost saat itu juga…

Nasihat sahabat-sahabatku, banyak merubah perilaku seksualku yang liar… Dengan susah payah aku berhasil menekan hasrat birahiku yang memang luar biasa panas dan aku mengumbarnya… awalnya mana sanggup aku menahan seminggu tanpa aktivitas seksual… bakal uring-uringan dan kepala terasa pecah… Sampai akhirnya aku ketemu dengan mas Seno aktivis mapala kakak kelasku… ngga hanya sosoknya yang jantan… permainan ranjangnyapun luar biasa… permainannya yang agak kasar, mampu membuatku mengerang-erang histeris… Aku ga nyesel, harus married dengan mas Seno karena keburu hamil.
 Buktinya aku berhasil menyelesaikan kuliah, walaupun sambil mengasuh Astari buah cintaku dengan mas Seno. Status ekonomi kamipun tergolong bagus… Sampai akhirnya 5 tahun yg lalu, kecelakaan mobil di jalan tol merenggut mas Seno dari kami berdua… Selama 5 tahun menjanda, mungkin karena kesibukanku mengurus dan melanjutkan usaha mas Seno yang sedang menanjak pesat dan keberadaan Astari anak tunggalku sudah menginjak usia gadis remaja, aku hanya 2 kali terlibat affair dengan lelaki yg berbeda, itupun juga hanya having fun semata, penyegaran suasana disela-sela kesibukan bisnis… Kehidupan seksualku datar, tanpa gejolak… sesekali aktivitas masturbasi cukup memuaskanku…
Setelah tubuh terasa segar, kukenakan kimono dan keluar kamar…

” Heee… Ron kamu disini..? kok ga sekolah..?” Kudapati Ronie di belakang komputer Astari. Ronie adalah kakak kelas Astari yang hampir setahun ini akrab dengan anak gadisku itu. Anak muda yang sopan dan pandai cerminan produk dari keluarga yang cukup baik dan mapan.
” Iya tante, saya hari ini kebetulan banyak pelajaran kosong jadi bisa pulang lebih awal dan tadi Tari minta tolong saya nungguin tante yg lagi sakit.. kali aja butuh apa-apa” Sahut Ronie sopan, membuatku terharu… Lumayan ngobrol dengan Ronie, penderitaanku agak berkurang…

” Ron, kamu bisa mijit ga..? tolongin pijitin tante dong bentar… leher tante kaku…” pintaku ke Ronie tanpa canggung, karena memang kami sudah akrab sekali, bahkan buatku Ronie kaya anakku sendiri. Ronie duduk menghadap punggungku pijatan demi pijatan kurasakan… tanpa kusadari sentuhan tangan lelaki muda itu terasa nikmat selayaknya sentuhan lelaki yang tengah membangkitkan birahi perempuan… aku mulai mendesah resah… percikan api birahi dengan cepat membakarku tanpa ampun…. sementara tanpa kusadari kimonoku sudah semakin melorot, terdesak tangan Ronie yang kini memijit daerah pinggangku, atas permintaanku sendiri untuk memijit lebih turun…. uuuhh… dadaku terasa sesak.. akibat tete’ku yang semakin mengencang…. aku ingin ada yang meremasinya… Sssshhh.. ooohhh… gilaaa… ngga tahaann… kupegang kedua tangan Ronie, tangan kiriku memegang tangan kirinya dan tangan kananku memegang tangan kanannya kutarik kedepan melingkari tubuhku dan kutangkupkan di buah dadaku…

” Eehh… tante…?” bisik Ronie bingung dari belakang tubuhku
” Ron… tolong remasi tete’ tante…” desisku resah… merasakan sentuhan tangan lelaki pada buah dadaku yg tengah mengencang…. Benar-benar hilang sosok Ronie yg sehari-hari adalah pacar Astari anakku.. yang ada dibenakku saat itu Ronie adalah lelaki muda bertubuh tegap… Ooouuh… Ronie mulai meremasi kemontokan buah dadaku…
” Yaaaaahh.. hhh…hhh… enaaaak Ronn.. ulangi lagi sayaaang.. oooohhh….” tubuhku menggeliat resah… kugapai kepala Ronie dan kutarik ke arah tengkukku yang terbuka karena rambutku kusanggul keatas… Ronie tak menolak dan melakukan permintaanku untuk menciumi tengkukku..

” Ciumi leher tante… hhhmmm..sssshhh.. yaaahh.. kecupin sayaaang.. aaaaccchh… sssshhh..” bisikan dan desah mesraku menuntun Ronie melakukan apa yg kuminta…Aku makin gemas, tubuhku gemetaran hebat… baju kimonoku tinggal menutupi tubuh bawahku karena tali pinggangnya masih terikat. Kubalikkan tubuhku, sejenak kupandangi wajah ganteng Ronie yang matanya terbelalak liar menatap nanar tubuh bagian depanku dengan mimik ngga karuan. Kulingkarkan kedua lenganku di lehernya dan dengan penuh gairah kusosot bibir manisnya… anak muda ini gelagapan menghadapi liarnya bibirku yang mengulum bibirnya dan nakalnya lidahku yang menggeliat menerobos masuk rongga mulutnya… Tapi insting lelakinya segera mengantisipasi, segera dapat mengatasi seranganku.

Baju seragam Ronie dengan cepat kulolosi dan… ooohh… dada yg gempal dan bidang dari salah satu tim inti basket di sekolahnya ini membuat gairahku semakin binal… Kudorong tubuh Ronie untuk rebah disofa… nafas jantannya mulai tak beraturan.. Mmm… pejantan muda ini mulai mengerang-erang dan tubuhnya menggelepar, tatkala bibir dan lidahku menjelajahi permukaan kulit dadanya, bungkahan dada jantannya kuremas dengan gemas.. Aksi bibir dan lidahku terus melata sampai ke pusarnya… Sssshhh… celananya tampak menggembung besar.. entah ada apa dibaliknya..? jantungku berdegup semakin kencang melihatnya… dan mataku terbelalak dibuatnya, sampai aku harus menahan nafas, ketika retsluiting celana abu-abu itu terbuka… kepala kemaluan jantan menyembul keluar dari batas celana dalamnya…. aku dengan tergopoh-gopoh karena tak sabar melorotin celana seragam sekalian dengan celana dalam putihnya sampai ke lutut Ronie… Ooooohhh my God..! teriakku dalam hati… menyaksikan batang kemaluan Ronie yang mengacung di antara pahanya… begitu macho, begitu gagah, begitu indah bentuknya… dengan kepala kemaluannya yang besar tampak mengkilat…

Tanganku terasa gemetaran ketika hendak menyentuh nya… Kembali tubuh Ronie menggerinjal kecil ketika tanganku bergerak mengocok batang kemaluannya… aku makin binal, kudekatkan wajahku untuk mengulum kepala kemaluan yang menggemaskan itu, sambil tetap tanganku bergerak mengocok batang kemaluannya… mendadak tubuh tegap itu meregang hebat diiringi erangan keras… dan bibirku yang setengah terbuka dan tinggal beberapa sentimeter dari kepala kemaluan itu merasakan semburan cairan hangat dengan menyebarkan aroma khas yg sangat kukenal dan kurindukan… apalagi kalo bukan peju lelaki… tanganku refleks mengocok batang kemaluan Ronie makin cepat sambil tanganku yang lain mengurut lembut kantung pelirnya…

Sementara kubiarkan peju yang sangat kental itu menyembur wajahku…. sesekali kusambut dengan lidahku… mmmm… rasa khas itu kembali dikecap oleh lidahku…Terus terang aku sempat kecewa, dengan bobolnya peju Ronie….Tapi beberapa saat batang kemaluan yang masih dalam genggamanku, kurasakan tak menyusut sedikitpun masih tetap keras… tanpa buang waktu, aku merangkak diatas tubuh Ronie yang menggelosoh di sofa… dengan posisi tubuhku jongkok mengangkangi tubuh Ronie, di atas kemaluan Ronie… kutuntun batang kemaluan perkasa yang masih belepotan peju itu kearah liang sanggamaku yang sudah basah kuyub dari tadi… wooohh… ternyata kepala kemaluan itu terlalu besar untuk masuk ke liang sanggamaku… Akhirnya dengan sedikit menahan perih, akibat otot liang sanggama yang dipaksa membuka lebih lebar.. kujejalkan dengan sedikit memaksa ke liang sanggamaku yang sudah tak sabar untuk segera melahap mangsanya….

” Iiiiihhh… bantu dorong sayang…. Oooooowwwwww…” Aku merengek panjang ketika sedikit demi sedikit amblas juga batang kemaluan Ronie menembus liang sanggamaku.. diiring rasa perih yang menggemaskan…
” Sssshhh… mmmhh… ayun pinggulmu keatas sayaaang..” kembali aku menuntun pejantan muda ini untuk memulai persetubuhan…

cerita sex,cerita dewasa,cerita mesum,cerita ngentot, ngentot artis, cerita bokep
” Aaaww… aahh… ooww.. pelahan duluuu sayaaang… burung kamu gede banget… perih tauuk..” aku ngedumel manja… ketika Ronie mengayun pinggulnya kuat sekali… Terasa tubuhku bagaikan baterai yang baru dicharge… aliran energi aneh itu mengalir menyebar ke seluruh tubuhku… membuat aku semakin binal memainkan goyangan pinggulku… sementara Ronie ternyata cukup cerdas menyerap pelajaran, bahkan mampu segera mengembangkan… dengan posisi tubuhku diatas, membuatku sangat cepat mencapai orgasme… entahlah atau karena besarnya batang kemaluan Ronie yang menyungkal rapat liang sanggamaku, sehingga seluruh syaraf dinding liang sanggamaku rata dibesutnya… Luar biasa..! dalam waktu kurang dari lima menit setelah orgasmeku yg pertama, kembali aku tak dapat menahan jeritku mengantar rasa nikmatnya orgasme yang kedua… dan… hhwwwoooo…. aaaammmpppuuunnn..!!!! Rupanya Ronie tak mampu menahan lebih lama bobolnya tanggul pejunya… tubuhku dihentak-hentaknya kuat sekali… seakan ingin memasukkan seluruh batang kemaluan sepeler-pelernya ke liang sanggamaku… diiringi erangan mirip suara binatang buas sekarat…

Aku menangis menyesal setelahnya, berkali-kali Ronie memohon maaf atas kejadian yang terjadi siang itu…Tapi anehnya gairah seksualku yang meletup-letup tak terbendung itu, mereda setelah kejadian siang itu… Aktivitas berjalan normal kembali, tapi sudah hampir seminggu ini, aku tak pernah melihat Ronie datang ke rumah.

” Dia lagi sibuk Ma… dapat tugas antar jemput saudara sepupunya yang masih SD…” Jawab Astari ketika aku menanyakan tentang Ronie yang tak pernah muncul… Terus terang saja, sejak kejadian itu… pikiranku sangat kacau, disisi aku sebagai Mama Astari aku sangat menyesal dan sedih atas kejadian itu, tapi disisi aku sebagai seorang wanita yang masih punya hasrat dan naluri betina yang utuh… aku tak ingin melupakan kejadian itu… bahkan aku berharap kejadian itu terulang lagi….
Hampir sebulan lamanya Ronie tak muncul ke rumah, akupun maklum, Ronie sebagai remaja hijau, tentu mengalami shock dengan kejadian itu… disitulah muncul rasa berdosaku kepada Ronie dan Astari anakku… Tapi jujur sejujurnya ada terselip rasa rinduku memandang wajah anak muda itu… Aku sering mengintip dari balik gordiyn jendela, saat Astari turun dari boncengan Ronnie… kenapa hatiku berdebar-debar dan sedikit desiran birahiku menggelegak…

Pikiranku makin kacau… setelah beberapa kali kulihat Ronnie mulai nongkrong lagi dirumah… kulihat Ronnie masih salah tingkah di depanku, walaupun aku sdh berusaha menetralisirnya.. iiihhh tapi buat aku… otakku jadi ngeres begitu melihat wajah Ronnie yg innocent… betapa tidak… terbayanglah ekspresi wajahnya ketika tengah menyetubuhiku beberapa waktu yang lalu… ekspresi wajahnya yang begitu sensual dimataku pada saat dia melepas semburan spermanya… suara erangan dan nafas birahinya seakan nempel ditelingaku… maka kekacauan inilah yang mendorongku menerima tawaran Adrian seorang rekan bisnisku untuk makan siang di sebuah hotel berbintang dan setelahnya akupun tak menolak ketika ia mengajakku memasuki sebuah president suite di hotel itu, dengan alasan untuk mencari ketenangan membicarakan pekerjaan… walaupun yang terjadi kemudian adalah rayuan-rayuan mautnya yang kusambut positif… dari remasan tangan… kecupan bibir… jilatan lidahnya yang nakal pada leherku… desah resahku… remasan gemasku… dan… lolosnya pakaian kami satu persatu… payudaraku yang mengencang akibat remasan tangan dan cumbuan bibirnya… hhmmm… jilatannya pada clitorisku… batang kemaluannya yang berbentuk indah, perkasa… memaksa bibirku untuk mengulumnya… ooowww… nikmat hentakan tubuhnya menekan tubuhku… sodokan kejantanannya pada liang sanggamaku mengantarkan kenikmatan orgasmeku dua kali berturut-turut… 2 jam kami melewatkan waktu untuk making love siang itu, kekaguman Adrian atas permainan ranjangku yang begitu hot dan lihay… beberapa kali aku berkencan ranjang dengan Adrian lelaki tinggi besar berstyle dandy… kepuasan sex kuraih dengan sempurna dengan kelihayannya dia memperlakukan perempuan di atas ranjang… tapi bayangan sensual wajah bocah innocent bernama Ronnie itu tak juga sirna…

Sampai pada suatu malam hujan turun dengan deras… rupanya malam itu Ronnie sedang dirumah, berbincang dengan Astari di ruang tamu… sedangkan aku nonton TV diruang belakang…
” Ma, mas Ronnie mo pulang tuh…” terdengar suara Astari dari belakangku…
” Eh… pulang..? hujannya gede banget, tunggu reda aja.. jauh lagi rumah Ronnie..” jawabku spontan sambil bangkit dari dudukku berjalan ke ruang depan… kulihat jam memang sudah terlalu malam untuk bertamu…
” Ronn… ujan begini lebat, udah malem lagi… ntar ada apa-apa di jalan… sudah deh Mama kasih kamu nginep disini, tidur di kamar atas, besok subuh Mama bangunin kamu…” ujarku, terdorong rasa sebagai orang tua yg khawatir kepada anaknya… Ronnie menunduk salah tingkah ga berani menolak..

” Tapi Ronnie harus telpon rumah dulu tante…” sahutnya pelan… dan akhirnya justru aku yang menelpon kerumah Ronnie memintakan ijin orang tua Ronnie, yang ternyata menyambut baik…
Malam semakin larut, sementara hujan semakin hebat diserta guntur dan kilatan petir… Aku tergolek di ranjang, tak dapat memicingkan mata… Siang tadi kembali Aku melewati kencan ranjang dengan Adrian…. tapi… entah kenapa kali ini… susah sekali aku mencapai orgasme… sampai 2 kali Adrian menumpahkan spermanya… sedangkan aku tak sekalipun.. Gilaaa… kenapa justru sekarang wajah bocah itu yang terbayang-bayang di malam dingin ini… iiihhh… birahiku meletup- letup gila… ampuuunn… sekarang bocah itu ada dilantai atas… tunggu apa lagi..??? mmmm… bisikan setan.. aku tak mampu menahan tubuhku yang berjalan manapaki tangga… dan kini aku di depan pintu kamarnya… tanpa mengetuk kubuka pintu… ternyata Ronniepun masih belum tidur…

” Ronnie kamu belum tidur..?” tanyaku gagap… kenapa aku jadi salah tingkah sekarang…?
” Tante juga belum tidur…?” sahutnya… iiihh… jawabannya begitu tegas… aahh… siapa yg menuntunku duduk diranjangnya… mmm… darahku berdesir ketika tahu mata Ronnie menatap dada montokku yg memang tak mengenakan bra, sehingga puting susuku tercetak menonjol dibalik gaun tidurku yg memang berbahan tipis, sehingga semburat kecoklatan aura puting susukupun nampak jelas, kembali aku kehilangan kontrol… dan entahlah bagaimana awalnya dan siapa yang mengawali…. bibirku sudah dalam lumatan bibir Ronnie… sergapan nafsu birahiku tak dapat kuelakkan dan remasan lembut tangan lelaki muda pada buah dadaku melambungkan gairah seksualku… gelitikan lidah nakalnya pada puting susuku membuat tubuhku menggeliat erotis disertai erangan manjaku… satu demi satu pakaian beterbangan meninggalkan tubuh kami… aku begitu hot dan bergairah mencumbui tubuh pacar anakku itu… tapi aku sudah melupakan siapa Ronnie, yang aku tahu Ronnie adalah lelaki muda yang siap memenuhi kebutuhanku ooowww… aku tak menyangka kali ini Ronnie lebih lihay dan lebih berinisiatip melakukan serangan, sampai aku hampir tak percaya ketika Ronnie menyurukkan wajahnya di selangkanganku dan mencumbui bibir kemaluanku…
” Ronnn…. sssshhh…. kamu piiiinteer sekarangg… ooohh.. ammpuunn nikmaaaatnyaa…” desahku merasakan nikmat cumbuan lidahnya pada clitorisku, membuat Ronnie tambah semangat… Ketika permainan yang sesungguhnya berjalan… sebagai wanita dewasa yang telah berpengalaman menghadapi gairah lelaki… aku dibuat megap-megap menghadapi serangan pejantan muda ini… hajaran batang kemaluannya yang perkasa pada liang sanggamaku tak kenal ampun… membuat aku mengerang merintih bahkan menjerit setengah histeris… untung suara hujan yang lebat di timpa suara guruh meredam suaraku…. luluh lantak tubuhku dihajar aksi ganas Ronnie… tapi buatku adalah sebuah sensasi seksual yg sangat luar biasa.. yang mengantarku meraih dua kali kenikmatan orgasme…. tubuh telanjang kami terkapar lunglai di ranjang yang kusut spreinya, tak ada sesal kali ini…
“Ronnie jujur sama Tante… setelah waktu itu kamu maen sama perempuan mana…?” tanyaku datar dg nada dingin.
” Aaah… nggak, sekali-sekalinya cuma sama Tante Arsanti..” jawab Ronnie agak gugup menyebut namaku..
” ga mungkin, kamu mendadak bisa begitu canggih mencumbu Tante…?” desakku… dan akhirnya Ronnie menceritakan pengalaman setelah pengalaman seksualnya yang pertama, Ronnie banyak nonton blue film dan otak cerdasnya banyak menyerap gaya dan cara bercinta dari film-film biru yang ditontonnya…
“Mmmmm… kaciaaan… kamu tentunya kangen mencumbu Tante ya sayaang…?” bisikku sambil kudaratkan kecupanku ke bibirnya, tubuhku bergerak menindih tubuh atletis Ronnie, tubuhku direngkuh dan tubuh kami menempel ketat… kuajarkan permainan lembut… mmmm… anak pintar ini dengan cepat menguasai permainan baru yg kuajarkan… dengan telaten setiap inchi tubuhku dirambahnya dengan remasan, gerayangan tangannya yang nakal… jilatan dan kecupannya merambah setiap bagian tubuhku yang sensitif… tubuhku menggeliat erotis… kadang menggelepar liar… rintihanku mulai terdengar… tak dapat kutahan desah gelisahku… diselingi jeritan gemas…
” Ayo sayaang…hh..hhh… Tante udah ga tahan…” bisikku lembut, setelah aku nggak tahan lagi merasakan kuluman dan jilatan Ronnie pada clitorisku…
” Aoooouuuhhh… Roooonnn….hhh…hhhh…” suaraku terdengar bergetar memelas… mataku meredup sayu menatap wajah imut Ronnie, manakala liang sanggamaku untuk kesekian kalinya ditembus batang kemaluan bongsor milik Ronnie, namun kali ini Ronnie menekan pelan sekali, sehingga terjadi gesekan nikmaaaaat yang lama sekali… sehingga kedua kakiku yang melingkari pinggangnya seakan mengejang, tak tahan menahan kenikmatan yang luar biasa…
“Enaaak Tante..?” bisiknya lembut sambil tersenyum manis, ketika liang sanggamaku sudah tak ada tempat lagi bagi batang kemaluannya… iiih… menggemaskan bibirnya… aku menjawab dengan mengangkat alis… bibirku kembali menyambar bibir yang menggemaskan itu… ciuman dan kuluman panjang dimulai, dorongan gelegak birahi kami memang luarbiasa, permainan semakin panas dan semakin liar, ekspresi kami total menyembur tanpa kendali…kembali tubuhku dihentak-hentak oleh tenaga perkasa Ronnie dengan garangnya… jeritan dan rintihanku silih berganti ditimpa dengus nafas birahi ronnie yang mengeros buas…

“Aaaahhhkkk…. Roonnnie ssaayaang…. aammppuuunn…ooowww… ssshhh… niiikmaaat banggeet ssiih…???” rengekku dengan suara memelas, namun tarian pinggulku dengan gemulai masih dengan sengit mengcounter rajaman batang kemaluan Ronnie di liang sanggamaku sehingga terdengar bunyi berceprotan di selangkanganku… gillaaa.. susah untuk kuceritakan sensasi malam itu…
“Tante…hhh…hh.. Ronnie ampiir… sssshhh..” desis ronnie dengan suara bergetar… matanya garang menatapku… iiihhh mengerikan, tapi aku sngat menyukai ekspresi ini

” Ayoooo sayaanggg…. semburkan bareng Tante… ooouuuuhhhh….!!” Ya ammppuuun… mengerikan sekali… tubuhku terguncang-guncang hebat, akibat hentakan tubuh Ronnie menghajar liang sanggamaku pada detik puncak… mulutku menganga lebar tanpa suara, tanganku mencengkeram erat pinggiran ranjang…. dan entah apa yang terjadi, karena pada saat itu orgasmekupun meletus dahsyat…
Entah berapa lama suasana hening, hanya suara nafas kami terengah-engah yg terdengar…. hujan di luar rupanya sudah berhenti juga….

” Tante… boleh Ronnie pulang sekarang, hujan kayanya sudah berhenti…” suara Ronnie memecah keheningan…
” Hmmm… sebenernya Tante masih pingin meluk kamu, pingin cumbuin kamu sayaaang… ini ditinggal buat Tante aja yah..?” sambil kuremas batang kemaluan yg masih sembab…
“Titit kamu buat Tante aja ya sayaang… jangan buat orang lain… apalagi buat Astari… awas Tante bisa marah besar..” sambungku dengan nada serius… Ronniepun mengangguk tegas. Kuantar Ronnie ke garasi tempat motornya diparkir, kubiarkan tubuhku bugil, telanjang bulat…. Gila… digarasi masih sempat kulakukan oral sex… kutelan habis peju segar yg menyembur di dalam mulutku…. Capek yang luar biasa kurasakan setelahnya, badan rasanya lengket-lengket dan bau gak jelas…


sekian dan terimakasih........................

CERITA SEX TANTE SOFY BEJILBAB HAUS SEK

10:08:00 AM 0
Situs OPO COK menyediakan Cerita Sex DLL Terupdate Dan Terbaru Untuk Anda Selamat Menikmati|Cerita Dewasa|Cerita Sex Sedarah|Cerita Sex Selingkuh|Cerita Sex Tante Girang|Cerita Sex Hot.  Perkenalkan namaku Soffi. Aku adalah seorang wanita berusia 27 tahun yang berstatus janda beranak 1. Dalam keseharianku, aku selalu mengenakan jilbab.
 Walaupun jilbab yang aku kenakan bukan tergolong jilbab akhwat, akan tetapi, dalam berpakaian aku sudah cukup sopan. Jilbabku menjulur menutupi setengah dadaku. Aku selalu mengenakan baju kurung longgar dengan bawahan rok semata kaki. Kedua kakiku senantiasa terbalut oleh kaus kaki.




Aku telah menjanda sejak 3 tahun yang lalu, akibat konflik yang tidak terselesaikan dengan mantan suamiku. Setelah usia pernikahan kami menginjak 1 tahun, mantan suamiku mulai menunjukkan watak aslinya. Ia mulai suka bermain tangan ketika marah. Begitu pula, ia tidak pernah memberiku nafkah, karena dia seorang pengangguran. Secara umum, ia bukan laki-laki yang bertanggung jawab. Pada akhirnya, ia pun menceraikanku, setelah berselingkuh dengan wanita lain. Pada saat itu aku sedang mengandung anak hasil perkawinanku dengannya. Kekalutan yang kualami akibat perceraian itu membuatku mengalami depresi selama beberapa bulan, hingga akhirnya aku menyadari bahwa aku harus bangkit. Perlahan-lahan akupun mulai bangkit, dan melupakan perceraian tragis yang menimpa diriku. Aku ingat, bahwa aku harus menghidupi anakku. Akupun pun bekerja pada sebuah biro konsultasi psikologi, mengingat aku adalah sarjana psikologi. Bisa dikatakan, penghasilanku hanya pas-pasan untuk menghidupi diriku dan anakku. Pada saat ini, anakku yang berusia 4 tahun kutitipkan pada neneknya di kota Yogyakarta. Sedangkan aku sendiri bekerja di kota Semarang, sebuah kota di Jawa Tengah. Di kota tersebut aku tinggal di kamar kost sederhana. Setiap akhir pekan aku mengunjungi anakku di rumah neneknya.Banyak pria yang mengatakan bahwa aku memiliki wajah yang cantik dan keibuan. Dengan balutan jilbab yang selalu ku kenakan, aku menjadi nampak anggun di mata para pria. Di samping itu, tak ada tanda-tanda bahwa aku adalah seorang ibu beranak satu. Banyak yang mengagnggap aku masih gadis. Tinggi badanku adalah 165 cm. Ukuran payudaraku tidaklah besar, hanya 32B, akan tetapi, pantatku bulat, padat dan membusung. Walaupun sudah beranak 1, aku memiliki perut yang datar. Hal ini tercapai karena aku memang rajin berolah raga. Tak heran, meskipun statusku janda beranak 1, masih banyak pria yang mengharap cinta dariku. Akan tetapi, pada saat itu, aku belum berfikir untuk menjalin hubungan yang serius dengan seorang priapun.
Hal ini disebabkan karena masih ada sisa-sisa trauma akibat perceraian yang menyakitkan tersebut. Aku memiliki pandangan bahwa semua pria adalah pendusta. Untuk apa aku menikah lagi kalau hanya untuk bercerai lagi. Sudahlah… aku sudah merasa hidup bahagia sebagai single parent.

Tak dapat kupungkiri bahwa aku merindukan pelukan pria. Tentu saja, karena aku pernah merasakan manisnya seks, maka akupun seringkali merindukannya. Hingga saat ini, aku masih kuat untuk menahan hasrat itu, sehingga aku tidak terjerumus dalam seks bebas. Di samping dalam rangka menjaga norma dan keyakinan yang aku anut, aku juga harus menjaga imejku sebagai seorang wanita berjilbab yang selalu berpakaian rapih dan sopan. Sejujurnya, aku seringkali bermasturbasi untuk mengurangi hasrat seksku tersebut. Herannya, semakin sering ku bermasturbasi, keinginanku untuk disetubuhi oleh pria justru semakin menggebu-gebu. Masturbasi hanya mengurangi hasratku untuk sementara, hanya pemuasan kebutuhan biologis semata, namun kepuasan psikologis tidaklah aku dapatkan. Adapun alat yang sering ku pakai untuk bermasturbasi adalah buah mentimun. Uhhh… sungguh beruntungnya buah mentimun itu. Sementara para pria yang mengharap cinta padaku saja belum ada yang berhasil menikmati jepitan lubang di pangkal pahaku, tapi buah mentimun silih berganti telah menyodok berkali-kali. Terkadang diam-diam aku melakukan masturbasi sambil menonton film porno di komputerku ketika di kost sendirian.Tempat berbagi Cerita Sex Terbaru 2015, Cerita Mesum, Cerita Ngentot, Cerita Dewasa, Cerita Tante-Tante, Sange, Foto ABG, Foto HOT, Tips Bercinta
Dengan status jandaku, tentu saja ada beberapa pria yang menganggap diriku adalah perempuan gampangan, yang butuh dibelai. Dengan demikian, ada beberapa pria yang sering melakukan perilaku yang menjurus pada pelecehan seks, dari verbal hingga pada sentuhan fisik. Salah satunya adalah bosku, seorang Cina, yang sekaligus pemilik dari biro konsultasi tempatku bekerja. Dengan pura-pura tidak sengaja, ia terkadang meremas pantatku atau tetekku. Aku sebenarnya risih dengan hal itu, dan tidak krasan untuk bekerja di situ. Ia seakan tidak peduli bahwa aku adalah seorang wanita berjilbab yang selalu sopan dalam berpakaian dan berperilaku. Ia bahkan pernah menempelkan penisnya di belahan pantatku ketika aku sedang membungkuk, karena membetulkan mesin printer di kantor. Aku terkejut, karena di sela-sela pantatku terasa ada batang keras yang menekan. Aku pun lalu segera menghindar. Aku tidak bisa marah padanya, karena aku masih berharap untuk bisa bekerja di biro miliknya tersebut. Aku hanya menampilkan ekspresi muka tidak suka, sambil pipiku memerah karena malu. Ia hanya tersenyum mesum sambil pergi berlalu. Ia nampak paham sekali bahwa aku memang sedang butuh untuk terus bekerja di bironya.
Sungguh aku sangat benci dan jijik dengan perilaku bosku tersebut. Bosku tersebut seorang pria Cina berusia 40 tahunan. Ia telah berkeluarga, dan keluarganya tinggal di luar Jawa. Namanya Pak Tan. Ia memiliki tinggi 160 cm, dengan badan yang agak gemuk perut yang buncit. Ia nampak gempal.
Pada suatu hari, aku menerima kabar dari ibuku yang tinggal di kota Yogyakarta, bahwa anakku sakit keras, hingga harus opname. Bahkan dokter menyatakan bahwa anakku harus dioperasi secapatnya, kalau tidak, bisa fatal. Untuk biaya operasi tersebut butuh uang sebanyak lima juta rupah. Orang tuaku menyatakan bahwa mereka telah kehabisan dana untuk biaya pengobatan anakku. Sementara, aku sendiri sudah kehabisan uang karena kini sudah tanggal tua. Uang hanya cukup untuk menyambung hidup beberapa hari. Aku pun bingung, harus mendapatkan uang darimana lagi. Masih banyak hutangku pada kawan-kawanku, sehingga aku segan untuk berhutang lagi pada mereka. Satu-satunya yang bisa aku lakukan adalah mengeluh pada Pak Tan. Tapi aku merasa ngeri, karena itu berarti memberinya kesempatan untuk melecehkanku secara seksual. Aku pun menjadi ragu. Akan tetapi, karena aku sudah sangat panik, akhirnya aku beranikan diri untuk mengungkapkan hal itu pada Pak Tan. Dengan perasaan tidak karuan, aku memberanikan diri untuk menuju ruang Pak Tan. Saat itu, aku mengenakan jilbab warna pink sepanjang lengan, dengan baju kurung yang sewarna, serta rok panjang hitam dari bahan kain yang lemas. Dengan demikian, celana dalamku agak tercetak di permukaan luar rokku.
Tok… tok.. tok.. tok… suara ketukanku di kamar kerja Pak Tan.
“Masuk” aku dengar suara pak Tan berseru dari dalam ruangan.
Aku pun membuka pintu. Pak Tan yang sedang duduk di belakang meja kerjanya menatapku dengan tatapan mesumnya, yang seolah menelanjangi tubuhku.
“Silahkan duduk”, katanya mempersilahkanku untuk duduk.
“Ada apa cah ayu?” dia bertanya padaku dengan nada menggoda.
Sambil menunduk, akupun mengatakan keperluanku pada pak Tan sambil terbata-bata.
“Mmmaaaff Pak, anak saya sedang sakitt kerass…”
Keringat dinginku mulai mengucur….
“Terus???” Pak Tan bertanya dengan nada sedikit ketus.
“Mmaksud saya, saya mau pinjam uang sama bapak. Untuk pengobatan anak saya.  Saya sudah tidak ada uang.”
Ketika aku berkata seperti itu, pak Tan hanya mengangguk-amgguk dengan tatapan melecehkan.
“Sofiii, dengan berat hati saya katakan ke kamu, kalo saya tidak ada uang yang bisa saya pinjamkan ke kamu…?”
“Tolonglah saya pak, anak saya sakit.. berikan saya lima juta rupiah saja… nanti bisa dipotong gaji saya” kataku menghiba.
Air mataku mulai mengalir dari sudut-sudut mataku.
“Kamu tau kan, biro ini sedang kekurangan modal”, kata pak Tan dengan datar dan tenang.
“Jumlah klien kita semakin sedikit, makanya pemasukan ke biro juga sedikit..”
“Ya sudahlah, aku bisa usahakan uang itu” kata pak Tan.
Kemudian ia membuka laci mejanya dan mengeluarkan beberapa gepok uang 50ribu rupiahan. Ia pun memberikanya padaku. Setelah dihitung, ia telah memberikan uang padaku sebanyak 6juta rupiah, lebih banyak dari harapanku.
Pak Tan berkata, Uang itu boleh kamu pinjam dulu. Kamu nggak usah mikirin ntar gimana mengembalikannya.
“Udah, cepet, kamu bawa pulang… kamu tunggu anak kamu sampe operasinya selesai… kamu boleh libur…”
Dengan perasaan senang dan rasa terima kasih yang tidak terkira, aku pun berpamitan dengan pak Tan dengan menyalami tangannya..
Aku pun bersyukur, operasi anakku berjalan dengan lancar. Setelah itu, aku kembali bekerja di kantor Pak Tan. Semenjak itu, Pak Tan semakin menjadi-jadi dalam melecehkanku secara seksual. Karena hutang budiku padanya, aku pun tak bisa berbuat apapun selain pasrah dengan perlakuan Pak Tan. Setiap kali berpapasan denganku, ia tak akan membiarkan pantatku lolos dari jamahannya. Seringkali, ia mengejutkanku dari belakang dengan cara meremas pantatku. Aku hanya bisa menjerit kecil. Semakin lama iapun semakin berani untuk menjamah tubuhku yang lain. Payudaraku dan pangkal pahaku pernah diremasnya. Yang aku heran, dia tetap paling suka meremas pantatku, walaupun ia sesungguhnya dapat dengan bebas untuk menjamahi payudara dan pangkal pahaku. Ketika aku sedang berdiri di dekatnya, ia mengajakku ngobrol sambil jarinya menelusuri belahan pantatnya.
Dengan perasaan malu aku ingin menghindari setiap perlakuannya, namun ku tak berdaya. Sungguh, aku merasa menjadi seorang perempuan murahan yang bisa dinikmati oleh pria Cina itu demi sejumlah uang. Sungguh kontras dengan penampilanku yang selalu berjilbab sopan ini.
Suatu ketika, seorang pesuruh kantor bernama Pak Tatang memberitahuku bahwa pak Tan memanggilku untuk datang ke ruangannya.
“Mbak, Pak Tan manggil mbak ke ruangnya”
“Huh… ada apa lagi nih??” tanyaku dalam hati. Pelecehan apa lagi yang kan aku terima? gumamku.
“Mhhh…. iya pak… Nanti saya ke sana…
“Cepet ya mbak, Pak Tan minta mbak datang cepet….” kata pak Tatang sambil berlalu.
“Iya… iya Pak Tatang” kataku sambil tersenyum pada Pak Tatang..
Hari itu aku mengenakan jilbab warna krem yan menutupi dua bukit mungilku, dengan baju kurung dan rok panjang. Dengan gontai dan perasaan yang tidak tenang akupun datang ke ruang Pak Tan.
Tok… tok… tok ku ketuk pintu ruang Pak Tan.
“Masuk” terdengar teriakan Pak Tan dari dalam ruangan.
Aku pun masuk, dan Pak Tan mempersilahkanku duduk. Dengan senyum jahat tersungging di bibrnya, ia menatapku dengan pandangan nafsu. Aku hanya menunduk dengan muka yang malu bercampur cemas.
“Mhhhhh, begini Soffi…., saya cuma mau informasikan ke kamu, kalau hutang kamu ke kantor sudah jatuh tempo. Kantor butuh uang itu segera. Kamu bilang mau angsur hutang kamu, tapi sampai sekarang, sudah tiga bulan, kamu sama sekali belum angsur. Saya udah kasih kamu keringanan looo….” Pak Tan berkata dengan nada serius.
Jantungku berdetak keras, memompa darahku cepat sekali. Wah, celaka… pikirku.. Aku jelas tidak mampu untuk membayar hutangku. Bahkan untuk mengangsur pun aku tidak mampu. Kini hutang itu telah ditagih. Ohhhh… betapa malang nasibku, jeritku di hati.
“Mhhhh…. mmaaf pak, saya belum mampu membayarnya…” jawabku terbata-bata.
“Kebutuhan saya banyak sekali, dan uang gaji saya saja tidak cukup”
Tak terasa, air mataku mulai meleleh.
“Iya, saya tau… tapi masalahnya, kantor ini juga butuh biaya. Kan sudah aku bilang, kalau biro ini lagi seret. Klien kita semakin sedikit?” suara Pak Tan mulai meninggi.
Air mataku pun semakin deras mengalir. Tak sadar aku mulai sesenggukan. Dengan ujung jilbabku aku usap air mataku. Pak Tan masih nampak cuek, sambil sesekali melirikku. Sorot matanya menunjukkan kelicikan.
“Hmmmmm… apapun kamu harus membayar hutang kamu…. Atau kita selesaikan saja secara hukum??” ancam Pak Tan.
Aku semakin panik dengan ancaman itu…
“Ssaya mohon jangan pak. Saya pasti akan bayar. Saya masih punya anak pak….” kataku tersedu-sedu.
“Trus, kamu mau bayar pake apa? Kamu bilang nggak punya uang?”
“Beri saya waktu barang satu minggu, saya bisa usahakan” jawabku putus asa.
Satu minggu pun aku tidak yakin akan mendapatkan uang sejumlah itu.
“Wah… wah… aku meragukan kamu bakalan sanggup membayar. Paling hanya menunda waktu. Gak ada gunanya. Saya nggak akan kasi keringanan lagi”
“Sssayaaa mohon pakkk” aku berusaha menahan tangisku agar tak semakin keras.
“Mhhhhh… baik… baik…. Aku bisa kasih kamu solusi. Supaya kamu bisa lunasin utang kamu”
Aku agak lega mendengar ucapan Pak Tan. Aku memandanginya dengan pandangan bertanya.
“Mhhhhh… boleh tau apa solusinya pak?” ungkapku.
“Kamu bisa bayar hutangmu dengan tubuh molek kamu itu” kata pak Tan sambil melirik padaku dengan sorot mata birahi.
Bagai disambar petir, aku terkejut mendengar ucapan Pak Tan. Aku kehabisan kata-kata.
“Nggak, nggak mau” jawabku sambil menangis.
“Kamu bisa apa….? Kalo kamu nggak bayar sekarang, ya diselesaikan lewat hukum. Aku akan laporkan kamu ke polisi” ancam pak Tan.
Dia sungguh lihai mempermainkan perasaanku. Aku merasa semakin putus asa. Aku hanya bisa menangis. Tangisku yang tertahan pun mulai keluar juga. Namun Pak Tan tetap tak peduli. Aku hanya tertunduk sambil menangis. Air mataku telah basahi jilbabku.
“Hehehe… lagian, kamu kan sudah lama jadi janda. Masa sih, ga kangen sama kontol? Kamu puas, hutangmu lunas… Tawaran menarik kan? goda pak Tan.
“Kamu tinggal ngangkang aja, biar memekmu disodok pake kontol-kontol lelaki birahi. Dengan tubuh kaya kamu, gak sulit kok kamu dapet duit banyak. heheheh…. Apalagi yang jilbaban kaya kamu, pasti banyak peminatnya.”
Tanpa ku sadar, pak Tan telah berdiri di sampingku, dan tanpa basa-basi, ia pun menarik tanganku hingga aku berdiri. Aku ingin menolak dan lari, namun aku sadar bahwa aku tidak lagi punya kuasa. Bahkan pada diriku sendiri. Kini aku telah dikuasai oleh pak Tan. Aku hanya pasrah ketika ia menarik tubuhku hingga berdiri.
Dengan penuh birahi, pak Tan menariku ke dalam pelukannya. Dengan rakus pak Tan melumat mulutku dengan mulutnya. Tangannya menjamahi dua payudaraku yang masih tertutup jilbab itu. Kurasakan perut buncit pak Tan menekan tubuhku.
“Mhhhh….. mphhhhhh….” aku berusaha meronta, menghindari ciuman pak Tan.
Namun mulutnya terus mengejar mulutku. Dengan kasar dibaliknya tubuhku hingga aku membelakanginya. Lalu ditekannya tubuhku hingga perutku menempel di tepi mejanya. Tanganku berpegangan pada meja agar menopang badanku. Kini aku dalam posisi agak membungkuk, dengan pantat yang membusung kearah pak Tan. Kini pantatku begitu bebas untuk dijamahinya. Dengan kasar ia meremas pantatku. Aku merasakan ada sesuatu yang mengganjal di pantatku.Situs ini berisi kumpulan cerita dewasa dan cerita sex paling hot seperti cerita ngentot memek perawan abg 17 dan cerita seks setengah baya
Ohhh, ternyata itu adalah penis pak Tan yang sudah menegang dan mengeras.
Sambil menggesek-gesekkan penisnya di pantatku, salah satu tangan pak Tan juga meremasi bongkahan pantatku yang montok dan padat itu, sedang tangan yang lain kini telah mencengkram salah satu payudaraku yang masih tertutup jilbab. Jilbab itu menjadi kusut akibat remasan tangan pak Tan. Aku merasakan bahwa tangan pak Tan telah mulai menyusup masuk ke balik jilbabku yang menutup dadaku. Ia meremasi payudaraku dari balik baju kurungku.
“Mhhhh…. ahhhh…. ohhhhh….” jeritan-jeritan kecil terlontar dari mulutku ketika pak Tan menyentil ujung payudaraku dengan keras, sementara penisnya yang masih berada di dalam celana itu menekan pantatku ke depan.
Tangan yang satunya kini telah meremas-remas pangkal pahaku. Mulut pak Tan dengan rakus menggigit leherku yang masih tertutup jilbab warna krem itu, hingga nampak basah bekas gigitan. Kepalaku yang tertutup jilbab krem itu hanya bisa menggeleng-geleng, dan terkadang menengadah ke atas, setiap kali pak Tan menyodokkan penisnya ke pantatku.
Kini tangan pak Tan mulai menarik ritsleting baju kurungku yang ada di punggungku. Dengan trampil tangannya menurunkan baju bagian atas baju kurung itu, dan menyampirkan jilbabku ke pundak. Kini pundak dan punggung putihku pun terbuka. Tak lama kemudian, aku merasa bahwa pengait braku di bagian belakang telah terbuka. Secara umum, bagian atas tubuhku telah setengah terbuka, dan dua payudaraku yang tak seberapa besar itu menggelantung di atas meja. Dengan rakus pak Tan menciumi dan menjilati punggungku, hingga basah oleh liurnya. Kedua tangan pak Tan pun tak henti-hentinya meremas dan memilin dua putting mungilku yang berwarna coklat muda itu.
“Ahhhhhhh….. udahhh… lama aku menunggu saat ini…” bisik pak Tan di telingaku yang tertutup jilbab itu.
“Mhhhh… ohhhhh…. mhhhhhh…..” desahku.
Walaupun aku telah lama tidak menikmati sentuhan pria. Sungguh, aku tetap tidak bisa menikmati perlakuan pak Tan itu. Aku justru merasa terhina, karena penis seorang pria yang bukan suamiku kini sedang menggesek-gesek pantatku yang masih tertutup rok itu. Selama ini hanyalah mantan suamiku yang pernah menikmati bibirku, menghisap dua putingku yang sedang mengeras, dan menyodokkan penisnya di lubang surgaku yang basah.
Saat ini, seorang pria yang bukan suamiku dengan bebas dapat menikmati pantatku, dan tangannya dengan bebas memilin dan meremas puting payudaraku. Ohhh, betapa malang nasibku..
Aku dengar suara ritsleting celana pak Tan. Tak lama kemudian pak Tan pun membalikkan tubuhku hingga posisiku berhadapan dengannya. Terlihatlah pemandangan yang membuatku takjub. Penis pak Tan yang menjulang sepanjang 17 cm. Jauh lebih besar daripada milik mantan suamiku. Dengan rakus pak Tan pun menghisap putting payudara kiriku, sementara tangan satunya memilin dan meremas payudaraku yang kanan. Terasa gigitannya pada payudaraku, yang kemudian disentakannya hingga aku menjerit.
“Aahhhhhhhhh”.
Pantatku kini bersandar pada tepi meja, dengan posisi tangan menekan meja di belakang tubuhku.
“Mhhh… ahhhhh….” jeritan dan rintihan yang keluar dari mulutku semakin membakar birahi pak Tan.
Pak Tan seringkali menyampirkan kembali ujung jilbabku yang turun hingga menutupi dadaku ke pundakku. Pak Tan pun kemudian mengangkat rokku keatas. Nampaklah dua kaki dan paha mulusku telanjang, dan secarik kain celana dalam di pangkalnya. Salah satu tangan pak Tan memegangi ujung rok ku agar tak turun, sementara tangan lain melebarkan dua pahaku, hingga pangkalnya yang masih terutup celana dalam itu semakin menganga. Kurasakan benda keras mulai menyusuri belahan kemaluanku. Salah satu tangan pak Tan menuntun benda keras itu agar menggesek-gesek dengan belahan vaginaku yang tertutup celana dalam itu.
“Ohhhhh….” walau aku berusaha mengingkarinya, tak dapat kupungkiri bahwa sensasi gatal di vaginaku mulai kurasakan.
Aku pun mulai merasa lemas dan birahi. Aku berada dalam dilema. Aku dipaksa untuk menikmati perlakuan pak Tan, walaupun sesungguhnya aku enggan. Tangan pak Tan pun mulai mencari-cari ritsleting rokku, dan segera melepasnya. Kini bagian bawahku telah benar-benar telanjang, hanya celana dalam putihku yang masih melindungi lubang kehormatanku. Sedangkan kepalaku dibiarkanya tetap berjilbab, dan payudaraku telah menggelantung indah dengan bekas gigitan dan basah air liur pak Tan.
Dengan kasar pak Tan menarik jilbabku hingga aku terjatuh dalam keadaan bersimpuh. Dihadapanku kini sebatang penis pak Tan yang tegang dan mengeras itu. Sambil mengarahkan kepalaku dengan tangannya keaarah penisnya, pak Tan mengatakan
“Ayo… kulum kontol bapak…!!!”
Dengan perasaan jijik, akupun memenuhi permintaannya. Kepalaku yang tertutup jilbab itu nampak maju mundur. Sementara payudaraku tengah bebas menggelantung, dan bagian bawahku telah telanjang, hanya celana dalam yang tersisa.
“Mmphhhhh… mhhhhh…” lenguhku saat penis pak Tan menerobos mulutku.
Pak Tan menyuruhku menjilati ujung penisnya hingga lubang kontolnya. Uhhhh…. aku merasa ingin muntah. Mulutku pun penuh oleh penisnya. Tak satu jengkalpun bagian penisnya yang tidak berkesempatan menikmati pelayanan bibir dan lidahku. Bahkan testisnyapun turut aku jilati. Dengan perasaan muak, aku terpaksa melakukan hal itu.
Setelah puas, pak Tan memintaku berdiri. Dengan kasar ia mencengkram pantatku yang masih tertutup celana dalam itu, dan menariknya hingga posisiku membelakanginya. Ia menarik turun celana dalamku, hingga kini tak ada lagi yang melindungi lubang kehormatanku. Pak Tan pun berlutut di belakangku. Kini ia menguakkan bongkahan pantatku lebar-lebar. Kini, lubang anus dan kemaluanku telah mengarah tepat di depan wajahnya.
Tiba-tiba aku merasakan sensasi hangat di permukaan anusku. Ternyata Pak Tan telah menjilati anusku. Sensasi geli kurasakan menjalar dari anus ke seluruh badan. Tubuhku terasa lemas setiap kali lidah pak Tan menyentuh permukaan anusku. Aku heran, dia tidak merasa jijik. Setelah ia puas, lidahnya pun berpindah ke belahan lubang vaginaku. Ia menguakkan bibir bagian luar vaginaku. Tak lama kemudian, ia pun menjilati seluruh permukaannya. Klitorisku tak luput dari jilatan dan gigitan lembutnya. Aku semakin pasrah dengan perlakuan Pak Tan. Kurasakan vaginaku semakin basah, baik oleh air liur pak Tan maupun cairan cinta yang keluar dari dalam vaginaku.
“Ohhhhhh…. mphhhhhh…. ampuuunnnn…. jangan diteruskannnnn….” racauku.
Slurp… slurppp… terdengar sedotan pak Tan di permukaan vaginaku semakin bernafsu.
Tak lama kemudian pak Tan pun berdiri. Ia menarik pinggulku ke belakang, hingga pantatku dan vaginaku semakin terkuak lebar. Tiba-tiba, aku rasakan sebatang penis yag keras telah melesak masuk ke dalam liang kenikmatanku dari bagian belakang. Aku merasakan pedih pada dinding vaginaku saat batang penis pak Tan bergesekan dengan dinding liang kenikmatanku, yang selama ini terjaga dari penis pria selain suamiku.
“Ahhhhhhhhhhhhhhhhh…..” lengkinganku saat penis pak Tan disodokkan dengan keras.
Rasanya lubang vaginaku hampir terbelah.
“Ouhhhh…. Sofiiii….. memekmu enak banget… udah lama bapak nggak ngrasain memek kaya punyamu… mhhhh… ouhhhhh…. akhhhhhh…..” racau pak Tan sambil menggenjot lubang memeku.
“Cepok, cepok, cepok…” suara pinggul pak Tan saat bertumbukan dengan bongkahan pantatku yang sedang membusung ke arahnya.
Aku sedang dinikmati dengan posisi doggy. Aku heran, ia nampaknya memang begitu terobsesi dengan pantatku, hingga selama memakaiku pun ia lebih banyak meremas pantatku daripada dua payudaraku.
“Ohhhh… mhhhh…. oughhhhh….” badanku bergoncang-goncang.
Kepalaku yang berjilbab itu hanya mampu menggeleng dan mendongak ke atas. Payudaraku bergoyang seiring hentakan penis pak Tan di dalam liang kenikmatanku.
“Mmhhhhhh… ahhhhhh… mhhhhh….” rintih dan jeritku setiap kali penis pak Tan melesak dalam vaginaku.
“Soffff…. memekmu masih serettttt…..” racau pak Tan.
“Kepalamu berjilbab bikin aku tambah ngaceng… ouhhhh….. Bapak ketagihan diservis sama tempikmu….. enak bangetttt….. walaupun janda tapi tempikmu masih nggigit”
“Mhhhh.. ouhhhhh…. akhhhhhhh….” jawabku dengan desah dan rintih.
Masih dalam posisi dogi, pak Tan tiba-tiba menarik penisnya keluar dari vaginaku. Kini tubuhku yang lemas hanya bisa terbaring tengkurap diatas meja. Kepalaku yang masih berjilbab aku sandarkan di meja, sedang dua tanganku terentang berpegang pada tepian meja. Sementara itu, aku merasakan cairan dingin di anusku. Aku hanya bisa pasrah.
“Mmhhhh…. silitmu kayanya masih prawan nihh… sini, biar bapak prawanin”
Aku ketakutan, dan berusaha menolak.
“Udahhh, jangan nolak… kok beraninya kamu nolak permintaan bapak…”
Akupun pasrah. Cairan itu adalah cairan pelumas. Aku merasakan kepala penis pak Tan mulai menempel di lubang matahariku. Perlahan-lahan, kepala penis itu mulai menguakkan lubang matahariku. Kurasakan kepala penis itu semakin dalam masuk ke dalam anusku. Rasanya sungguh perih, walaupun telah dibantu oleh cairan pelumas itu. Pak Tan pun mulai mempercepat genjotannya dalam anusku.
“Akhhhhh….. ouhhhhh….” terasa panas di dinding anusku akibat gesekan penis pak Tan itu.
“Oouhhhhh…. sakkkkiiiiittt….. ahhhh.. akhhhhhh….” jeritku.
Sambil menggenjot anusku, kedua tangan pak Tan meremasi kedua payudaraku. Bahkan satu tangan pak Tan menarik ujung jilbabku ke belakang, hingga kepalaku terdongak keatas.
“Mhhh ohhh… akhhhhh….” jeritku kesakitan.
Pak Tan nampaknya telah hampir klimaks. Iapun segera menarik penisnya dari anusku. Seperti kesetanan ia melompat ke atas meja lalu membalikkan tubuhku hingga terlentang di atas meja. Kini posisinya duduk berlutut dengan penis yang mengarah ke wajahku. Dua pahanya mengangkangi wajahku.
“Akhhhhhhhhhhhhhhh………..” teriakan pak Tan yang telah klimak itu.
Crott……… crorttt…. crottttt….. cairan putih kental yang berbau tak sedap itu pun menyembur ke wajah dan mulutku. Aku hanya memejam, agar cairan itu tak masuk ke dalam mataku. Sebagian telah tertelan. Jilbabku basah oleh cairan kental berbau amis itu, begitu pula baju kurungku. Kulihat pak Tan terengah-engah setelah mencapai klimaks. Aku hanya terlentang lemas setelah satu jam ia menikmati semua lubang kepuasan di tubuhku.
“Tempik sama silitmu memang hebat Sof… Bapak ketagihan buat make kamu. Selama setahun bapak cuma bias ngremesin pantatmu, sambil bermimpi suatu saat bisa njebol lubang silitmu….” kata pak Tan.
Aku sebetulnya merasa tersinggung dengan ucapannya. Harga diriku telah hilang sekarang. Kini aku harus siap untuk dinikmatin kapan saja oleh pak Tan. Aku tak bisa berbuat apa-apa kini.
Setelah beristirahat selama 30 menit, sambil aku menangis sesenggukan, aku pun minta ijin kepada pak Tan untuk membersihkan diri di kamar mandi yang ada di ruangnya.
“Oohhhh, tidak usah… kamu kan capek sekarang saatnya kamu yang dilayani” kata pak Tan.
“Maksud bapak?” jawabku.
“Biar pak Tatang saja yang bersihkan tubuh Sofi… heheheh”
Ouhhhh…. laki-laki gila… belum puas ia menghancurkan kehormatan dan harga diriku.. kini aku harus rela dijamah oleh satu pria lagi. Nampak Pak Tan menelpon dengan HPnya, menyuruh pak Tatang masuk sambil membawa ember air hangat dan lap basah. Tak lama pak Tatang pun masuk. Ia sungguh terkejut melihatku dalam keadaan berjilbab, namun dengan baju kurung yang terbuka setengah, hingga payudaraku menggelantung indah, dan bagian bawah yang telah telanjang bulat.
“Lhoooo, mbak Sofi?” tanya pak Tatang keheranan.
Aku hanya tertunduk malu, sementara aku tahu bahwa mata pak Tatang tidak lepas memandang tubuh telanjangku.
“Tenang pak Tatang”, kata pak Tan pada pak Tatang.
“Mbak Sofi barusan kerja keras, jadi dia sekarang gerah dan capek…. hehehehe… makanya dia kepengen bersihin badannya. Kan kasian, daripada dia bersihin badannya sendiri, kan lebih baik diladenin sama pak Tatang… hehehh…”
“Maksud bapak?” tanya pak Tatang masih kebingungan.
“Maksudnya ya tolong pak Tatang ngelapin tubuhnya mbak Sofi, terutama bagian lubang tempik sama silitnya itu. Gimana pak Tatang?”
“Haaaaa, bapak beneran?” tanya pak Tatang tidak percaya.
“Beneran… sudah, nggak usah banyak omong… bapak mau ga?” tanya pak Tan.
“Mauuu… mau… iya pak… mau….” sorak pak Tatang.
“Ya udah sana…” pak Tan menyahut.
“Ayoooo, sini mbak Sofi… cah ayuuu…. biar bapak ngelapin tempikmu” seru pak Tatang kegirangan.
Aku hanya menunduk. Tapi badanku sudah terlalu lemah, sehingga aku hanya bisa pasrah saat pak Tatang menggandengku menuju kamar mandi. Ia pun melucuti seluruh sisa pakaianku termasuk jilbabku, sehingga aku telanjang bulat. Dengan lap basah, ia ia mulai membasuh tubuhku dari ujung kepala hingga ujung kaki. Saat menggosok liang vaginaku, ia pun berkomentar..
”Wahhhh, tempiknya mbak Sofi ini masih sempit yah” sambil jarinya meyentil-nyentil klitorisku.
“Beda sama tempiknya lonte lokalisasi.. udah pada lower”
Aku hanya terdiam sambil menahan tangisanku. Pak Tatang memelukku dari belakang. Satu tangannya meremasi payudaraku, sedang tangan lainya sibuk menggosok vaginaku.
“Mbak, yang bagian dalem tempik mbak belum dibersihkan, biar kontol bapak nanti yang gosokin bagian dalem tempiknya mbak… hahahaha”, kata pak Tatang.
Pak Tan berdiri di pintu kamar mandi senyum-senyum melihat ulah pak Tatang kepadaku.
“Kontol bapak udah ngaceng niyy. Wahhh… mimpi apa bapak semalem.. selama ini bapak cuma mbayangin ngentu mbak Sofi… impian bapak jadi kenyataan”
“Pak Tatang, itu jilbabnya dipakein lagi. Lebih ngacengin kalo make jilbab”
“Siapp bosss…” kata pak Tatang.
Setelah selesai membersihkan diriku, aku pun disuruhnya lagi memakai jilbab, namun dengan tubuh yang telanjng bulat. Kini telah kukenakan jilbab warna kremku yang masih ada bercak-bercak sperma pak Tan.
“Pak Tatang, ini uang buat pak Tatang” Pak Tan mengeluarkan uang seratus ribuan dan diberikan pada pak Tatang.
“Syaratnya, pak Tatang harus tutup mulut tentang rahasia di kantor ini… ya, sekarang, pak Tatang boleh nikmatin mbak Sofi sepuasnya.
“Siap bossss” kata pak Tatang.
Pak Tatang mendorongku ke sofa di ruang pak Tan. Tanpa basa-basi ia pun mengeluarkan penisnya yang berukuran 20 cm. Dengan kasar ia menarik jilbabku hingga kepalaku mengarah ke penisnya.
“Ayo,dimut mbak… kontolnya bapak sudah lama nggak dibasahin nih…” kata pak Tatang disambut dengan tawa pak Tan.
Tanpa aku sadar, pak Tan telah datang dengan membawa sebuah handicam untuk merekam persetubuhanku dengan pak Tatang.
“Hehehe, kamu memang cocok jadi bintang bokep. Apalagi bokep cewek berjilbab hehehehe…”
“Mhhhh… oukhhhhh……” kepalaku yang berjilbab itu maju mundur mengulum penis pak tatang yang keras.
Laki-laki duda berusia 50 tahun itu nampak merem melek menikmati kulumanku. Ia duduk di sofa, sedangkan aku kini tersimpuh di lantai ruang itu.
“Ohhh… mbak Sofi… ohhhh… kuluman mbak lebih enak dari lonte pelabuhan hhhhhh… mhhhh..”
Setelah puas dengan mulutku, pak Tatang menyuruhku untuk terlentang di sofa. Dengan rakus, ia pun mengulumi payudaraku, dan menggigit-ggit putingnya yang mungil kecoklatan itu…
“Owhhhh… mhhhh… pak Tatang…. sakkkittttt….”
Pak Tatang semakin liar, mengulum putingku. Satu tangannya memilin-milin payudaraku yang lain, sedang tangan satunya lagi memainkan klitorisnya. Kini aku merasakan kegelian, kurasakan jari-jari pak Tatang menusuk-nusuk liang vaginaku.
Pak Tatang kemudian melebarkan kedua pahaku dan blessssssssssssssssss…. penis pak Tatang pun terjepit dalam liang nikmatku. Tubuhku terguncang-guncang, sementara tangan pak Tatang sibuk memilin-milin putingku.
”Oohhhh, mbak Sofi…. tempikmu enak banget….. bapak belum pernah ngrasain tempik kaya punya mbak Sofi…”
Tiba-tiba pak Tatang menghentikan genjotannya, dan menarik penisnya. Ia membalik tubuhku hingga tengkurap, lalu menyuruhku menungging. Aku hanya pasrah mengikuti arahan pak Tatang.
Dalam posisi menungging, sekali lagi pak Tatang menyodokkan penisnya dalam liang nikmatku. Dengan sodokan-sodokanya yang keras, tubuhku pun terguncang-guncang. Tangannya meremasi payudaraku dan sesekali menampar paha dan pantatku hingga terasa pedih. Aku diperlakukannya seperti seekor kuda tunggangan atau sebuah boneka seks. Aku hanya bisa pasrah menerima perlakuan itu.
“Mhhhh,… tempik lonte jilbaban ternyata enak… mhhhh…ouhhhh” racau pak Tatang saat penisnya terjepit dalam liang kenikmatan.
Pak Tatang yang telah lama menduda, dan selama ini memuaskan hasrat seksnya dengan pelacur pelabuhan, yang tentu saja tua-tua dan tidak higienis. Kini penis pak Tatang berkesempatan untuk menikmati liang vagina seorang wanita muda berjilbab, yang liang vaginanya selalu terjaga dan terawat. Bahkan pria kaya dan tampan pun belum tentu kuijinkan untuk bisa menjepitkan penisnya dalam lubang vaginaku, kecuali menikahiku, namun kini, seorang pesuruh kantor yang tua malah berkesempatan menikmati liang vagina miliku dengan gratis… ohhhhh… nasibku….
Bukan hanya liang vaginaku, penis pak Tatang pun kini telah merasakan pula jepitan lubang anusku. Kali ini tidak terlalu sakit… justru anehnya, akupun mulai menikmati permainan pak Tatang.
Pak Tatang menarik penisnya, lalu menarik jilbabku hingga kepalaku mendekat kearah penisnya. Tangan satunya sedikit mencekik leherku, sehingga mulutku terbuka, dan
“Akhhhhhh….” teriakan pak Tatang saat orgasme.
Crotttt… croootttttt… croottttt…. cairan putih hangat masuk seluruhnya ke mulutku. Bukan hanya itu, pak Tatang pun menyuruhku untuk menelan semua spermanya.
Hueekkkkkkk…. rasanya muak sekali. Namun aku terpaksa nampak sisa-sisa sperma mengalir dari sela-sela bibirku, hingga menambah noda di jilbab kremku. Sisa-sisa sperma yang ada di lantai dan sofa pun harus kujilati pula.
Semua adegan itu direkam oleh pak Tan. Pak Tan mengancam, jika aku melaporkan kejadian ini pada polisi, atau tidak mau menuruti kehendaknya, maka video itu akan tersebar. Kejadian di kantor saat itu barulah sebuah awal penderitaanku. Pak Tan ternyata menjualku pada para pria hidung belang, bukan sekedar untuk membayar hutangku, namun juga untuk membiayai bironya yang hampir bangkrut itu. Dengan jilbab di kepala dan wajahku yang keibuan, banyak bos-bos yang rela merogoh koceknya dalam-dalam untuk diberikan pada pak Tan, demi memperoleh kesempatan menjepitkan penisnya ke dalam liang vagina dan anusku, dengan tetap mengenakan jilbabku. Aku heran, beberapa orang yang memakaiku justru lebih suka menganalku disamping menyodok vaginaku.
Ramuan keluarga yang aku gunakan membuat lubang anusku selalu sempit, bersih dan tidak berbau busuk. Bahkan lebih ‘menggigit’.
Bahkan pak Tan pernah sekedar iseng mengumpankanku pada sekelompok supir truk yang sedang mabuk, sehinga aku disetubuhi beramai-ramai di atas bak truk. Dia memasangiku kamera kecil, sehingga ia bisa merekamnya dari mobilnya yang parkir di suatu tempat.
Lain waktu, aku akan mengungkapkan pengakuanku ketika di pakai oleh salah seorang anggota DPRD di sebuah villa di daerah pegunungan



sekian dan terimakasih...........................

CARA MENGGANTI FONT ANDROID YANG PALING MUDAH DAN TANPA ROOT

7:50:00 AM 0


Font default android sepertinya terlihat bagus dan nyaman saat dilihat.

Tapi, ada beberapa orang yang merasa font android itu membosankan dan ingin menggantinya dengan font lain.

Termasuk saya.

Dulu saat pertama kali memakai smartphone android, tidak ada masalah dengan tampilan font.

Namun lama-kelamaan saya merasa bosan dan ingin mengganti font default android dengan font lain yang lebih bagus.

Masalahnya, dulu saya tidak mengetahui bagaimana cara mengganti font di android. Pekerjaan ini terasa sangat sulit.

Tapi setelah tahu caranya, mengganti font adalah hal yang sangat mudah bahkan hanya memerlukan waktu 5 menit.

Jika sobat mengalami masalah seperti saya, inilah solusinya.

Dalam panduan ini, sobat akan belajar bagaimana cara mengganti font di android dengan 2 metode yaitu dengan root atau tanpa root.

Metode pertama ...

Cara mengganti font android tanpa root

Dulu, sebelum android berkembang seperti saat ini mengganti font di android memerlukan tehnik khusus. Harus oprek terlebih dahulu.

Tapi sekarang beberapa pabrikan smartphone android telah menyematkan fitur ini di ponsel buatanya.

Jadi sobat bisa dengan mudah mengganti font lewat pengaturan.

Letaknya ada di : SettingTampilan/displayFont.

Nah disitu sobat bisa mengganti font android sesuka hati sobat.

Khusus untuk perangkat samsung, sejak awal kemunculanya sudah di lengkapi dengan fitur penggantian font. Samsung model lama sekalipun sudah memiliki fitur ini.

Untuk perangkat android lain yang ingin sekali mengganti font di androidnnya tapi tidak memiliki fitur penggantian font di dalam setting, jangan berkecil hati.

Sobat bisa mengganti font di android tanpa perlu melakukan root.

Bagaimana caranya ...???

... Menggunakan launcher adalah solusinya

Ini solusi khusus bagi sobat yang ingin sekali mengganti font tapi tidak ingin melakukan rooting android.

Dengan launcher, sobat bisa mengganti font android sesuka hati sobat tanpa perlu repot menggunakan cara-cara yang mungkin sedikit rumit.

Sobat bisa langsung mengunduh Launcher terbaik yang ada di google play.

Setelah memilih launcher yang sobat suka, ikuti cara ini untuk mengganti font android sobat:


  • Buka Launcher yang sobat download tadi.
  • Masuk ke settingan launcher.
  • Pilih Preferences.
  • Lalu pilih personalisasi dan klik Font.
  • Pilih Font yang ingin sobat gunakan.


Dengan begitu font akan berubah sesuai dengan apa yang sobat pilih tadi.

"Saya tidak suka menggunakan launcher, gimana dong?"

Oke-oke, tidak apa-apa saya juga kurang suka menggunakan launcher karena sifatnya yang selalu terintegrasi dan akhirnya menghambat kinerja android kita.

Ini solusi untuk sobat yang tidak suka menggunakan launcher:

Gunakan Aplikasi Font Android

Google play menawarkan beragam aplikasi font android yang bisa sobat gunakan untuk mengganti font di android sobat.

Aplikasi ini bisa di download dengan gratis.

Sobat bisa coba aplikasi font android terbaik di bawah ini:

Ini adalah aplikasi font android gratis dan terbaik yang ada di google play. Ada ratusan font yang bisa sobat gunakan untuk menggantikan font default android sobat.

Aplikasi ini sangat mudah digunakan.

Sobat tinggal instal dan download font yang ada di dalam aplikasi HiFont. Setelah itu tinggal menerapkanya di android sobat.

Aplikasi ini bisa digunakan di semua perangkat android termasuk keluarga samsung galaxy.

selamat mencoba bro..............................

CERITA SEX DOSENKU TANTE GIRANG SEKSI

7:36:00 AM 0
Situs OPO COK menyediakan Cerita Sex DLL Terupdate Dan Terbaru Untuk Anda Selamat Menikmati|Cerita Dewasa|Cerita Sex Sedarah|Cerita Sex Selingkuh|Cerita Sex Tante Girang|Cerita Sex Hot.  .Berikut ini Cerita Sex Dosenku Tante Girang Seksi yang bikin konak, kalo sahabat forum kami sedang menjalankan ibadah puasa diharapkan untuk tidak membaca Cerita Sex Dosenku Tante Girang Seksi dibawah ini.
Tanpa panjang lebar yuk kita simak bersama Cerita Sex Dosenku Tante Girang Seksi berikut ini.


Cerita ini bermula pada waktu itu aku lagi kuliah di semester V di salah satu PTN di Bandung (tepatnya Kampus yang di Sumedang).
 Ceritanya saat itu aku lagi putus dengan pacarku dan memang dia tidak tahu diri, sudah dicintai malah bertingkah, akhirnya dari cerita cintaku cuma berumur 2 tahun saja. Waktu itu aku tinggal berlima dengan teman satu kuliah juga, kita tinggal serumah atau ngontrak satu rumah untuk berlima.
 Kebetulan di rumah itu hanya aku yang laki-laki.
 Mulanya aku bilang sama kakak perempuanku, “Sudah, aku pisah rumah saja atau kos di tempat”, tapi kakakku ini saking sayangnya padaku, ya saya tidak diperbolehkan pisah rumah.
 Kita pun tinggal serumah dengan tiga teman wanita kakakku.

Ada satu diantara mereka sudah jadi dosen tapi di Universitas lain di sekitar kampusku, Ibu Yuli namanya.
 Kita semua memanggilnya Ibu maklum sudah umur 40 tahun tapi belum juga menikah.
 Ibu Yuli bertanya, “Eh, kamu akhir-akhir ini kok sering ngelamun sih, ngelamunin apa hayo? Jangan-jangan ngelamunin yang itu..”
“Itu apanya Bu?” tanyaku.
Memang dalam kesehari-harianku, Ibu Yuli tahu karena aku sering juga curhat sama dia karena dia sudah kuanggap lebih tua dan tahu banyak hal. Aku mulai cerita,
 “Tahu nggak masalah yang kuhadapi? Sekarang aku baru putus sama pacarku”, kataku.
“Oh.. gitu ceritanya, pantesan aja dari minggu kemarin murung aja dan sering ngalamun sendiri”, kata Ibu Yuli.
Begitu dekatnya aku sama Ibu Yuli sampai suatu waktu aku mengalami kejadian ini.
 Entah kenapa aku tidak sengaja sudah mulai ada perhatian sama Ibu Yuli. Waktu itu tepatnya siang-siang semuanya pada kuliah, aku sedang sakit kepala jadinya aku bolos dari kuliah.
 Siang itu tepat jam 11:00 siang saat aku bangun, eh agak sedikit heran kok masih ada orang di rumah, biasanya kalau siang-siang bolong begini sudah pada nggak ada orang di rumah tapi kok hari ini kayaknya ada teman di rumah nih. Aku pergi ke arah dapur.
“Eh Ibu Yuli, nggak ngajar Bu?” tanyaku.
“Kamu kok nggak kuliah?” tanya dia.
“Habis sakit Bu”, kataku.
“Sakit apa sakit?” goda Ibu Yuli.
“Ah.. Ibu Yuli bisa aja”, kataku.
“Sudah makan belum?” tanyanya.
“Belum Bu”, kataku.
“Sudah Ibu Masakin aja sekalian sama kamu ya”, katanya.
Dengan cekatan Ibu Yuli memasak, kita pun langsung makan berdua sambil ngobrol ngalor ngidul sampai-sampai kita membahas cerita yang agak berbau seks.
 Kukira Ibu Yuli nggak suka yang namanya cerita seks, eh tau-taunya dia membalas dengan cerita yang lebih hot lagi.
 Kita pun sudah semakin jauh ngomongnya. Tepat saat itu aku ngomongin tentang perempuan yang sudah lama nggak merasakan hubungan dengan lain jenisnya.
“Apa masih ada gitu keinginannya untuk itu?” tanyaku.
“Enak aja, emangnya nafsu itu ngenal usia gitu”, katanya.
“Oh kalau gitu Ibu Yuli masih punya keinginan dong untuk ngerasain bagaimana hubungan dengan lain jenis”, kataku.
“So pasti dong”, katanya.
“Terus dengan siapa Ibu untuk itu, Ibu kan belum kawin”, dengan enaknya aku nyeletuk.
“Aku bersedia kok”, kataku lagi dengan sedikit agak cuek sambil kutatap wajahnya.
 Ibu Yuli agak merah pudar entah apa yang membawa keberanianku semakin membludak dan entah kapan mulainya aku mulai memegang tangannya.
 Dengan sedikit agak gugup Ibu Yuli kebingungan sambil menarik kembali tangannya, dengan sedikit usaha aku harus merayu terus sampai dia benar-benar bersedia melakukannya.
“Okey, sorry ya Bu, aku sudah terlalu lancang terhadap Ibu Yuli”, kataku.
“Nggak, aku kok yang salah memulainya dengan meladenimu bicara soal itu”, katanya.
Dengan sedikit kegirangan, dalam hatiku dengan lembut kupegang lagi tangannya sambil kudekatkan bibirku ke dahinya.
 Dengan lembut kukecup keningnya. Ibu Yuli terbawa dengan situasi yang kubuat, dia menutup matanya dengan lembut.
 Juga kukecup sedikit di bawah kupingnya dengan lembut sambil kubisikkan, “Aku sayang kamu, Ibu Yuli”, tapi dia tidak menjawab sedikitpun.
Dengan sedikit agak ragu juga kudekatkan bibirku mendekati bibirnya.
 Cup.. dengan begitu lembutnya aku merasa kelembutan bibir itu.
 Aduh lembutnya, dengan cekatan aku sudah menarik tubuhnya ke rangkulanku, dengan sedikit agak bernafsu kukecup lagi bibirnya.
 Dengan sedikit terbuka bibirnya menyambut dengan lembut. Kukecup bibir bawahnya, eh.. tanpa kuduga dia balas kecupanku.
 Kesempatan itu tidak kusia-siakan. Kutelusuri rongga mulutnya dengan sedikit kukulum lidahnya. Kukecup, “Aah.. cup.. cup.. cup..” dia juga mulai dengan nafsunya yang membara membalas kecupanku, ada sekitar 10 menitan kami melakukannya, tapi kali ini dia sudah dengan mata terbuka. Dengan sedikit ngos-ngosan kayak habis kerja keras saja.
“Aah.. jangan panggil Ibu, panggil Yuli aja ya!
Kubisikkan Ibu Yuli, “Yuli kita ke kamarku aja yuk!”.
Dengan sedikit agak kaget juga tapi tanpa perlawanan yang berarti kutuntun dia ke kamarku.
 Kuajak dia duduk di tepi tempat tidurku.
 Aku sudah tidak tahan lagi, ini saatnya yang kutunggu-tunggu. Dengan perlahan kubuka kacing bajunya satu persatu, dengan lahapnya kupandangi tubuhnya. Ala mak.. indahnya tubuh ini, kok nggak ada sih laki-laki yang kepengin untuk mencicipinya.
 Dengan sedikit membungkuk kujilati dengan telaten.
 Pertama-tama belahan gunung kembarnya. “Ah.. ssh.. terus Ji”, Ibu Yuli tidak sabar lagi, BH-nya kubuka, terpampang sudah buah kembar yang montok ukuran 34 B. Kukecup ganti-gantian,
 “Aah.. ssh..” dengan sedikit agak ke bawah kutelusuri karena saat itu dia tepat menggunakan celana pendek yang kainnya agak tipis dan celananya juga tipis, kuelus dengan lembut,
 “Aah.. aku juga sudah mulai terangsang.
Kusikapkan celana pendeknya sampai terlepas sekaligus dengan celana dalamnya, hu.. cantiknya gundukan yang mengembang.
 Dengan lembut kuelus-elus gundukan itu, “Aah.. uh.. ssh.. Biji kamu kok pintar sih, aku juga sudah nggak tahan lagi”,
 sebenarnya memang ini adalah pemula bagi aku, eh rupanya Yuli juga sudah kepengin membuka celanaku dengan sekali tarik aja terlepas sudah celana pendek sekaligus celana dalamku.
 “Oh.. besar amat”, katanya. Kira-kira 18 cm dengan diameter 2 cm, dengan lembut dia mengelus zakarku, “Uuh.. uh.. shh..” dengan cermat aku berubah posisi 69, kupandangi sejenak gundukannya dengan pasti dan lembut.
 Aku mulai menciumi dari pusarnya terus turun ke bawah, kulumat kewanitaannya dengan lembut, aku berusaha memasukkan lidahku ke dalam lubang kemaluannya,
 “Aah.. uh.. ssh.. terus Biji”, Yuli mengerang.
“Aku juga enak Yuli”, kataku.
 Dengan lembut di lumat habis kepala kemaluanku, di jilati dengan lembut,
 “Assh.. oh.. ah.. Yuli terus sayang”, dengan lahap juga kusapu semua dinding lubang kemaluannya, “Aahk.. uh.. ssh..” sekitar 15 menit kami melakukan posisi 69, sudah kepengin mencoba yang namanya bersetubuh. Kurubah posisi, kembali memanggut bibirnya.
Sudah terasa kepala kemaluanku mencari sangkarnya.
 Dengan dibantu tangannya, diarahkan ke lubang kewanitaannya. Sedikit demi sedikit kudorong pinggulku, “Aakh.. sshh.. pelan-pelan ya Biji, aku masih perawan”, katanya.
 “Haa..” aku kaget, benar rupa-rupanya dia masih suci.
 Dengan sekali dorong lagi sudah terasa licin.
 Blesst, “Aahk..” teriak Yuli, kudiamkan sebentar untuk menghilangkan rasa sakitnya, setelah 2 menitan lamanya kumulai menarik lagi batang kemaluanku dari dalam, terus kumaju mundurkan. Mungkin karena baru pertama kali hanya dengan waktu 7 menit Yuli..
“Aakh.. ushh.. ussh.. ahhkk.. aku mau keluar Biji”, katanya.
 “Tunggu, aku juga sudah mau keluar akh..” kataku.
 Tiba-tiba menegang sudah lubang kemaluannya menjepit batang kemaluanku dan terasa kepala batang kemaluanku disiram sama air surganya, membuatku tidak kuat lagi memuntahkan.. “Crot.. crot.. cret..” banyak juga air maniku muncrat di dalam lubang kemaluannya.
 “Aakh..” aku lemas habis, aku tergeletak di sampingnya.
 Dengan lembut dia cium bibirku, “Kamu menyesal Biji?” tanyanya.
“Ah nggak, kitakan sama-sama mau.
” Kami cepat-cepat berberes-beres supaya tidak ada kecurigaan, dan sejak kejadian itu aku sering bermain cinta dengan Ibu Yuli hal ini tentu saja kami lakukan jika di rumah sedang sepi, atau di tempat penginapan apabila kami sudah sedang kebelet dan di rumah sedang ramai.
 sejak kejadian itu pada diri kami berdua mulai bersemi benih-benih cinta, dan kini Ibu Yuli menjadi pacar gelapku.



sekian dan terimakasih.........................

CERITA SEX TANTE ARLIN TETANGGAKUH

5:18:00 AM 0
Situs OPO COK menyediakan Cerita Sex DLL Terupdate Dan Terbaru Untuk Anda Selamat Menikmati|Cerita Dewasa|Cerita Sex Sedarah|Cerita Sex Selingkuh|Cerita Sex Tante Girang|Cerita Sex Hot. .  Namaku Anton, Umur 26 tahun karyawan swasta ternama di Yogyakarta. Kesibukanku selain bekerja rutin, saya suka online marketing. Biasalah buat nambah-nambahin sekedar beli rokok dan bensin. Aku tergolong pemuda yang atletis.



Disekitar rumahku terdapat tetangga-tetanggaku yang baik dan ramah2. Ada pendatang, ada pula yang memang asli pribumi warga setempat. Sebut saja Mbak Arlin (usia 29 tahun, Tinggi, putih, bersih, body seksidan hidung mancung, mirip artis korea dengan rambut panjang lurus bagaikan iklan shampo di TV  adalah salah satu tetangga pendatang dari kota. Sudah 4 tahun mbak Arlin dan keluarganya 1 suami 1 anak masih umur 1 tahun menjadi tetangga dekatku.

Cerita Sex Tante – Aku juga sering mengobrol dengan mas Joni suami mbak Arlin sehingga cukup dekat dan santai dengan mereka. Apalgi anaknya yang masih lucu-lucunya sering aku ajak main ke dalam kamarku. Mas Joni suami Mbak Arlin kerjaannya menjadi hotskeeping di kapal pesiar internasional. Sehingga waktu kerja dan waktu libur sudah terjadwal bagaikan sistem blok. 8 bulan berlayar, 2 bulan libur/mendarat. Jadi Mas Joni itu bisa kumpul keluarganya 1 tahun hanya 1 kali dalam waktu 2 bulan saja. Gaji yang besar ternyata tidak selalu membuat seseorang bisa bahagia dengan selalu berkumpul dengan keluarganya.

Sore itu ku lihat Mbak Arlin yang sedang menggendong anaknya dengan wajah yang sedih berada di pagar halam rumah dan didepannya sudah ada mobil taxi menjemput mas Joni yang pastinya kembali bekerja berlayar dikapal pesiar. Benar-benar tidak sinkron dengan hatiku jika kelak aku harus meninggalkan istri dan anakku lama oleh urusan pekerjaan. Aku tidak ingin bekerja seperti itu. Bagiku yang penting gajiku cukup asal tidak selalu meninggalkan keluarga dalam tempo waktu yang cukup lama. Terlihat mbak Arlin di kecup keningnya kemudian dipeluknya dan tetesan air matanya berlinang.
5 Menit kemudian setelah taxi pergi bersama membawa mas Joni, aku mendatangi rumah mbak Arlin. Memang seperti biasanya juga aku sering main disitu. Entah itu mainan ama anaknya, atau kadang juga dimintai bantuan dikala mas Joni tidak dirumah misal seperti benerin genteng bocor, kran mampet, lampu mati dll. Jadi kaya udah terlalu santai dan mas Joni juga sering bilang ke aku untuk titip anak dan istrinya itu diwaktu sedang berlayar.

” Mas Joni udah berangkat lagi to mbak?” Sapaku dari samping halaman.
” Iya Mas Anton, barusan aja kok. Hmmmm… sendiri lagi ni aku mas”. Jawab mbak Arlin sambil menghela nafas.
” Berlayar kemana mbak mas Joni bulan ini?” Tanyaku.
” Bilangnya ke Italy dan Spanyol mas, Eh.. ayo masuk aja,,itu Mbak ada kue, sayang kalo tidak ada yang makan”.
Jawab mbak Arlin sambil kemudian menyuruhku masuk untuk ditawari makan kue.
Sambil mengganti menggendong anaknya aku masuk ke rumah mbak Arlin. Kemudian diambilkannya segelas Jus
Jambu yang dingin beserta kue yang tadi udah ditawarkan ke aku.
” Ayo Ton, diminum dan di icip kuenya. Buatan Mbak sendiri. ” Mbak Arlin menawarkan.
” Siap mbak, santai aja..Pasti nanti Anton makan dah.” jawabku sambil masih menggendong anaknya yang candaan ama aku.
kemudian aku minum jus jambu dan mengicipi kue buatan mbak arlin.
“Gimana Ton rasanya? Enak ndak? jawab jujur loo.” Tanya mbak Arlin sambil senyum manisnya terurai.
” Josh pokoke mbak, manstap.. Kalo dijual pasti laris ini kue buatanmu mbak.” Jawabku sambil makan kue buatan mbak Arlin.
” Halah, Pinter kamu tu nge-Gombal Ton…” Saut mbak Arlin sambil ketawa tersipu.
Disela-sela aku merahapi kue buatan mbak Arlin, aku sdiajak ngobrol mbak Arlin. Sepertinya mbak Arlin ingin melepas penat dalam pikirannya dengan sharing denganku. Terlihat jelas wajah serius mbak Arlin saat mulai mengeluarkan unek-uneknya ke aku. Mbak Arlin merasa ingin bilang ke mas Joni kalo untuk cari pekerjaan lainnya. Biar selalu berkumpul setiap harinya. Mbak Arlin merasa kesepian saat mas Joni pergi berlayar.
” Mbak tu mau bilang ke Mas Joni tapi lum brani Ton.. Takut menyinggung perasaan mas Joni.” Keluh Mbak arlin sambil menyilakkan rambutnya.
” Yang sabar mbak, siapa tahu ini ada hikmahnya, mungkin juga mas Joni juga ada planning untuk mengumpulkan modal dulu lewat bekerja di kapal pesiar. Tentu gaji besar akan cepat mengumpulkan modalnya kan mbak.” Sautku sedikit menenangkan mbak Arlin.
” Iya juga sih Ton, tapi kalau kamu sendiri gimana, maksudku jika kamu bekerja seperti mas Joni trus kamu udah punya keluarga dan momongan apa kamu juga bisa seperti mas Joni? tanya mbak Arlin.
” Wah kalo aku punya keinginan harus bisa kumpul dengan keluarga mbak. Tidak masalah bagiku dengan gaji kecil asalkan cukup. Yang penting bisa ketemu keluarga setiap hari. Itu klo aku lo mbak, kan pemikiran orang kan beda-beda, termasuk mas Joni.” Jawabku tegas.
” Emmmmm … sejujurnya aku juga memiliki pemikiran yang sama kaya kamu ton, gak perlu harta yang melimpah asalkan bisa terus berkumpul dengan keluarga.” Seru Mbak Arlin sambil menganggukkan kepala.

“Eh, bentar itu Rafa (anak mbak Arlin) tertidur, tak mindahin dia ke kamarnya bentar ya Ton.” Saut mbak Arlin sambil menghampiri Rafa yang tertidur didepan TV yang sambil ngedot susu, yang memang sedari aku ngobrol dengan mbak Arlin Rafa di tidurkan di depan TV.
Ketika mbak Arlin berjalan menuju Rafa tertidur terlihat bodynya yang aduhai, antara pantat yang berisi, lekukan celana dalamnya yang terlihat jelas dan cara berjalannya yang bagaikan pragamati dengan pinggulmya bergerak kekanan ke kiri semakin menyempurnakan keindahan tubuh mbak Arlin yang notabenya sering melakukan perawatan di salon-salon kecantikan ternama di Jogja.
Ku perhatikan dengan seksama seluruh tubuh mbak Arlin itu, saat dia jongkok mau mengangkat anaknya terlihat kaos ketatnya terangkat naik sehingga terlihat celana dalam warna pink dan kulit punggungnya yang putih bersih.
Semakin aku menjadi penasaran seperti apa kalau mbak Arlin itu tanpa busana. Dalam hati aku hanya berkata,
Beruntungnya Mas Joni punya Istri secantik mbak Arlin.

Kemudian kulihat mbak Arlin membopong Rafa dan di bawa ke kamarnya. Tak lama kemudian Mbak Arlin kembali ke ruang diama kita mengobrol. Pucuk ditiba ulampun tiba, pemandangan superhot hadir dengan sendirinya ketika mbak Arlin tidak sadar kalo kancing kaosnya terlepas mungkin akibat menggendong Rafa tadi. Jadi cukup terihat garis bukit-lembah buah dada mbak Arlin yang terbelah dan menampakkan warna kuning bersih dan berisi itu.
Warna BH yang sama dengan celana dalam mbak Arlin yang tadi juga sempat aku lihat, dipastikan kalau mbak Arlin itu type wanita yang mecing dengan dandanan termasuk urusan mengenakan pakaian dalam. Kemudian kami lanjutkan mengobrol dan bercanda ria hingga cukup malam.
Hari berganti, minggu berlalu, bulan berbulan telah membuat suasana aku dan mbak Arlin semakin dekat bahkan sedikit intim. Tidak sedikit SMS dari mbak Arlin kalau malam sama-sama belum tidur berisikan SMS berbau tentang sex. Aku berfikir paling juga candaanya mbak Arlin. Namun kadang aku juga berandai-andai kalo mbak Arlin itu sedang kesepian dan aku diajak gituan. hahahaha.. ya kaya gitu bayanganku tu. Ya mau gimana lagi, melihat wanita cantik, super seksi, putih, bersih, yang lagi kesepian , tentunya normal dong terbesit ada lamunan seperti itu.

Tidak terasa sudah 3 bulan lamanya Mbak Arlin dan Rafa sendirian ditinggal Mas Joni bekerja. Nampak terlihat sekali wajah gelisah dan seperti butuh teman sekedar ngobrol. Dari hal itulah aku jadi dekat dengan mbak Arlin karena hanya aku yang nyambung kalo diajak sharing dengan mbak Arlin. Dan suatu ketika kurang lebih sekitar jam delapanan, aku yang sedang nongkrong di warung koboi HP ku bergetar. Aku cek ada SMS masuk. Setelah ku buka ternyata SMS dari mbak Arlin. Isinya seperti ini:
” Ton, Kamu lagi dimana? Bisa kerumah mbak sekarang nggak?”
Ini Rafa Rewel, sedang mbak lagi nggak enak badan, agak meriang ini.
Kalo nggak keberatan mbak tolong kamu segera ke rumah mbak ya !!
Makasih.”
Dengan cepat aku langsung membalasnya “Baik mbak, Anton segera ke rumah mbak. ” Balas SMSku untuk mbak Arlin.
Setelah aku membayar jajananku di angkringan aku bergegas menuju rumah mbak Arlin yang tidak begitu jauh dari tempat dimana aku nongkrong.
Ku ketuk pintu rumah mbak Arlin. dan tidak sela waktu lama di buka pintunya. Mataku terbelalak lebar ketika ku lihat mbak Arlin yang tengah menggendong Rafa anaknya cuma memakai celana senam ketat pendek dan minim sekali dengan atatsan cuma memakai tangtop warna hitam. Sungguh membuat bulo romaku bagaikan dijamah hantu. Indah sekali.

Kakinya yang putih mulus terlihat dari ujung sampai hampir pangkal selangkangannya. Di tengah selangkangannya juga terlihat menyembul empuk dan terlihat garis kemaluaannya. aku lihat keatasnya lagi terlihat perutnya yang masih langsing putih mulus tanpa ada garitan bekas ibu hamil dan payu daranya tertutup dengan tang top warna hitam dibalut BH yang terlihat garisan lekuknya.
Spontan aku cuma bisa menelan ludahku sendiri. Apalagi terlihat mbak Arlin yang kringetan mungkin karena menggendong rafa yang lagi rewel, keringat yang di lehernya seakan-akan ingin aku usap dengan belaian lidahku. Benar-benar seksi sekali. Ditengah lamunanku itu aku tersadar dengan perkataan mbak Arlin.

” Anton, malah diem mlotot sih.. Masuk sini.., Coba kamu gantian yang gendong Rafa ya, mbak capek dari sore tadi nggendong Rafa terus.” Sambil meyerahkan gendongan Rafa ke Aku aku masuk kerumah mbak Arlin.
Pandanganku tidak terhenti meskipun aku menggendong Rafa. Ketika Rafa sudah aku gendong Mbak Arlin berjalan menuju dapur. Mungkin haus karena keluh keringatnya masih bercucuran. Dan aku juga cuma bertanya-tanya, mengapa mbak Arlin hanya mengenakan pakaian kaya gitu? terlihat santai juga dihadapanku? Ah, mungkin karena biar nggak terlalu ribet dan lebih sejauk aja nggendong Rafa kali ya, batinku.
“Anton, kamu mau minum apa? Kopi, Teh atau Jus?” Teriak mbak Arlin dari Dapur.
” Udah mbak, nanti aja, Aku biz minum kok tadi di warung koboi.” Saut jawabku.
Sambil terus menggendong Rafa, sambil aku timang-timang akhirnya Rafa terdiam dan tertidur pulas dipelukan gendonganku.
” Anton, kamu udah pantes kayaknya punya momongan, mpe sejak tadi Rafa ama aku yang statusnya Mamanya aja tetep rewel, eeehh giliran kamu gendong kok diem, tidur pulas pula. Hebat kamu Ton”. Sapa Mbak Arlin berjalan keluar dari dapur.
” Ah mbak Arlin, kebetulan aja kali ya mbak, mungkin Rafa udah capek. Kan sedari tadi to rewelnya?, nah, ini pas ku gendong udah capek-capeknya mungkin.” Sambung jawabku sambil sedikit memberikan senyuman untuk Mbak Arlin.
” Perasaan kamu tu nggak ikut buar Rafa, tapi Rafa kok kaya’ lengket banget serta terlihat nyaman ya Ton ama kamu? ” . Tanya mbak Arlin sambil mendekati aku yang lagi menggendong Rafa kemudian di elus-elusnya rambut Rafa.
Mendengar pertanyaan itu dalam hati aku cuma berkata, wah, mbak Arlin ini sadar ya nggak ya tanya ama aku seperti itu. Spontan karena aku udah cukup deket ama mbak Arlin aku jawab aja.
” Mungkin kali iya mbak, masak mbak Arlin lupa sih? Dulu kita kan sempeeettttt…..?” Jawabku terhenti tidak berani melanjutkan perkataanku.
” Sempeeeet apaaaaa? haiyooooo….”. Saut mbak Arlin cepat sambil mencubit perut bagian sampingku.
Terasa geli sih waktu mbak Arlin mencubitku. Seperti kode untuk melakukan apa gitu kalo boleh aku terjemahkan.
” Udah Ton, kaya’nya Rafa udah pulas itu, tolong sekalian kamu tempatkan Rafa di Kranjang bayi kamarnya, sini ayo biar aku pernahin bantal dan gulingnya! ” Pinta Mbak Arlin.
Kemudian kita menuju kamar Rafa, mbak Arlin membenahi kamar Rafa dengan menata Bantal guling dan alas tidur untuk Rafa. Nah, ketika sedikit membungkuk, kulihat jelas Buah dada Mbak Arlin yang putih kuning kenyal itu menggelembung seakan-akan mau keluar dari BH dan tangtop mbak Arlin. Bercampur dengan sisa keringat sehingga warna dan bentuknya lebih eksotis. Ingin sekali aku memegang dan meremas-remasnya.
” Udah sini Ton, Rafa kami bobokkan aja.” Perintah Mbak Arlin.
Dengan pelan-pelan aku turunkan Rafa dari gendonganku dan aku pernahkan posisi boboknya. disela sela itu aku berkata sama mbak Arlin.
” Rafa lucu banget ya mbak? Ini bubuknya pules banget!” Kataku.
” Iya Ton, bersyukur banget aku dianugrahi anak seperti rafa. Sangat menemaniku sekali.!” jawab mbak Arlin sambil mencium lembut kening Rafa anaknya.
Kemudian sambil meninggalkan kamar Rafa pelan-pelan, kita menuju ruang tengah rumah mbak Arlin. Aku duduk, kemudian diikuti mbak Arlin yang duduk di depanku. Dan aku awali obrolan itu.
” Mbak katanya tadi lagi nggak enak badan? kok malah pakai baju super seksi seperti itu?” Tanyaku sambil sedikit tersenyum.
” Iya Ton, kaya’nya mbak masuk angin ini. Aku pake baju ini tadinya mau aku buat senam, biar keluar keringat. Kan kalo keluar keringat, biasanya bisa sembuh kalau cuma masuk angin aja.” Jawab mbak Arlin.
“Trus sekarang gimana mbak? Udah sembuh kan? tuh buktinya keringat mbak udah keluar banyak mpe basahi tubuhmu mbak?” Sambungku.
” Entah Ton, mbak masih terasa nggak enak badan, masih sedikit pusing ini. Biasa kalau pas mas Joni dirumah aku minta tak suruh pijitin kemudian tak suruh kerokin juga. Dan langsung sembuh.” Mbak Arlin menjawab.
Seketika itu antara berani dan tidak ingin ku tawarkan diri untuk memijit dan mengerokin mbak Arlin. Dengan sedikit grogi aku beranikan diri.
” Giman ka..ka..kalo Anton yang pijit dan kerokin km mbak?” Tanyaku agak sedikit gugup.
” Kamu yakin Ton? Nggak ngerepotin ini?” Serius?”. Balas mbak Arlin sambil tersenyum manis.
” Seriuslah mbak, masak bohong sich. Anton beneran mau mijitin mbak Arlin.” Sautku cepat dan tegas.
” Loh..loh.. santai aja kali jawabnya Ton, iya-iya, mbak tau kok kamu pasti mau bantu mbak, tapiii…. apa nanti kalau pacarmu tau dia nggak marah?” Ungkap mbak Arlin.
” Yaaah mbak Arlin ni mau ngejek apa njungkelin eeee ?” Secara Anton tu udah 2 tahun menduda alias menjomblo gitu”. Jawabku sambil sedikit melucu candaan.
” Masak sih kamu jomblo Ton,” Nggak percaya deh mbak. Cakep & udah punya kerjaan kok nggak punya calon ish.
Coba kalo mbak masih single, boleh juga tuh.” Saut mbak Arlin sedikit memancingku dengan terpaan kata-kata yang menjurus.
Aku sedikit GR ketika mbak Arlin bilang seperti barusan, aku juga telah merasakan kode lampu hijau untuk bisa mendekati mbak Arlin lebih jauh. Dengan sabar aku atur nafas dan kembali ke topik utma.
” Ini mbak jadi mau Anton Pijit ndak?” Tanyaku
” Kalo km nggak keberatan, boleh.” Jawab mbak Ailia agak sedikit malu.
” Ya udah mau dipijit dimana ini mbak?” Tanyaku lagi sedikit mengerucutkan tujuan.
” Ke kamar Mbak aja yuk Ton?” Jawab Mbak Ailia sambil berjalan menuju kamar mbak Ailia.
Kulihat kamarnya yang elegan, bersih dan wangi, terpasang foto dengan mas Soni dan Rafa. Terlihat juga kaca besar dan didepannya banyak produk kosmetik yang aku prediksikan harganya mahal. Tentu sebanding dengan yang dicapai mbak Arlin saat ini. Kulitnya putih bersih, merah merona, bibirnya merah muda, kuku tangannya rapi dan halus, rambutnya hitm pekat lurus dan lembut, serta bulu mata mbak Arlin yang sungguh anggun ketika matanya berkedip.
” Ton, mbak telungkup aja ya, kamu naik aja gih biar lebih enak posisinya kamu memijit mbak.!” Mbak Arlin berkata memecah kesunyian lamunanku.
Ku lihat mbak Arlin sudah posisi telungkup di springbadnya, seperti sudah pasrah untuk aku pijit sekujur tubuhnya. Dari itu aku lihat pemandangan yang membuat ingin ngiler aja. Jelaslah, pantat mbak alia menyebul bulat padat semog berisi dengan kulit yang pastinya putih karena terlihat dari pahanya yang putih bersih. Sontak kemaluanku berdiri tegang dan aku sedikit menutupinya agar mbak Arlin tidak mengetahuinya.
Dan akupun naik ke kasur yang empuk itu, mulai ku pijat bagian pundaknya.

” Maaf ya mbak, Anton mulai memijit?” Sapaku.
” hee eeemmm… yang enak ya ton, yang lama juga, udah mbak mau menikmati pijatanmu dulu. nanti kalo mbak tertidur tolong dibangunin ya.” Sambung mbak Arlin.
Hatiku nggak karuan ketika tanganku sudah menyentuh tubuh mbak Arlin meskipun baru dipundaknya. Rambutnya yang diuraikan dan diikat ke atas semakin terlihat jelas lehernya yang seksi itu. Warna kuning yang ranum sekali ingin ku kecup lembut leher serta tengkuknya.
Sepertinya mbak Arlin menikmati pijatan-demi pijatan yang aku lakukan. Kemudian aku lanjutkan pijatanku ke bagian punggungnya dengan menekan tulang punggung dengan kedua ibu jariku.
” uuuuuuh… enak juga pijitanmu Ton”. Mbak Arlin memujiku.
Ku lanjutkan dengan sedkit memberi rangsangan berupa sentuhan lembut di punggungnya. tanpa aku sangka mbak Arlin menggelembungkanpunggungnya, dan berkata,
” Bentar Ton, mbak lepas aja ikatan BH mbak, agak nggak leluasa ini nafas mbak.!” Kata mbak Arlin
Wuuuuuu… makin nggak karuan pikiranku. Apa jadinya nanti niiih, pikaran kotorku semakin merasuki otakku. Tak lama kemudian dengan posisi telungkup mbak Arlin melepas ikatan BHnya dan melepas baju tangtopnya. Kini kuliat segar sekali punggung mbak Arlin yang putih bersih dan terlihat sembulan payudaranya yang menyembul kesamping karena tergenjet tubuh mbak Arlin. Sungguh indah sekali.

” Udah Ton, ayo lanjutakn pijitanmu, dibagian punggung dulu ya, Enak juga pijitanmu.” Kata Mbak Alia sambil memposisikan kepalanya diatas bantal.
Dengan nafas terbata-bata dan jantung yang berdetak nggak karuan aku mulai menyentuh punggung putih bersih dan disuguhi gumpalan buah dada yang tertindih. Haduuh benar-benar merontokkan imanku. Dengan terus mengatur nafas aku meneruskan dengan memijit punggung Mbak Arlin.

” Ton coba kamu ke meja rias mbak, cari disitu minyak Zaitun botol bening ada gambar putri bermahkot daun hijau, Nah kamu ambil itu, kmudian lumasi punggung mbak dan kamu lanjutkan mijatnya.!” perintah mbak Arlin
Bergegaslah aku ke meja rias mbak Arlin, ku dapati produk yang dimaksud mbak Arlin. Ku lumuri punggung mbak Arlin dengan minyak Zaitun. Kemudian mulai ku lanjutkan pijatan lembutku sesekali ku usap melingkar. Aku mulai mendengar desahan lirih keluar dari mulut mbak Arlin. Sepertinya mbak Arlin terangsang dengan kenimatan yang aku berikan lewat pijatan-pijatan lembutku.

“mmmmmmh…emmmmmm…esssshhhhhhhh… esshhhhhhhh….!” Desah mbak Arlin Lirih
Mendengar desahan itu, aku semakin termotivasi untuk melakukan pijatan yang lebih nakal lagi. Yang semula cuma punggung aja yang aku usap-usap, kini aku juga megusap bagian bawah ketiak mbak Arlin. Sehingga menyentuh buah dada yang putih bersih dan kenyal itu. Sontak mbak Arlin menggelinjang kencang dan mendesah lebih keras..

” eshhhhhhhhhh…. uuuhhhhhhhh….” . Desah mbak Arlin.
Kulihat pantatnya di angkat keatas diikuti desahan kenikamtan. beberapa kali aku lakukan usapan itu dan kini pijatnku mulai turun diarea sekitar atas pantatnya. Dimana mbak Arlin masih mengenakan celana Senam yang telihat jika tidak mengenakan pakaian dalam (CW).
Ku lumuri dengan minyak zaitun, dan ku pijat kemudian ku kombinasikan dengan usapan-usapan. Menyadari itu kesempatan untukku untuk memberanikan diri untuk mengusap masuk ke dalam celana dalamnya dan mengusap pantatnya. Benar dugaanku mbak Arlin tidak mengenkan celdem. Nikmat sekali rasanya akhirnya aku bisa menyentuh pantat mbak Arlin yang kenyal itu. Ku remas remas dan ku usap-usap. Kini desahan mbak Arlin tidak terhela lagi.

“auuuuchhhhhh… essssshhhhhh… Auuuhh ehhe hhehehehehhhhhh Eshhhhhhh…!” sambil matanya terpejam.
Kini aku sudah paham jika mbak Arlin sudah terangsang total.
Tanpa aku duga sekali lagi, mbak Arlin melepaskan celana senamnya sambil posisi masih telungkup. Aku saat itu cuma terbelanga melotot menelan ludahku dalam dalam saat aku bagaikan mimpi melihat mbak Arlin yang molek, cantik, dan seksi itu sudah tanpa sehelai benang sedikitpun dengan posisi telungkup.
Aku lanjutkan pijatanku, mirip filem porno korea/japan tentang massage aku menirukannya. Aku pijit mulai dari telapak kakinya, betisnya hingga ke bagian pahanya. Saat itu mbak Arlin sudah tidak canggung lagi untuk mengeluarkan desahannya.
Disaat aku memijat pahanya, aku lumuri minyak Zaitu lebih banyak. aku pijat dan aku usap-usap melingkar dan sedikit aku lebarkan posisi paha kanan dan paha kirinya. Terlihat bulu halus dan rapi serta kulit kemaluan Miss V mbak Arlin yang berwarna merah muda itu. Penisku secara otomatis menonjol ingin menerobos celanaku. Sihingga benar0benar terlihat jika aku sedang dalam posisi ereksi maksimal..
Pertama aku usap pahany melingkar, kemudian aku usap sampai bagian pangkalnya.

“aaaaahhhh… Essssssshh… eshhhhhhh… Auuuuuch…. !” Mbak Arlin menggelinjang hebat sambil meremas dadanya sendiri masih dalam posisi telungkup. dan akhirnya, aku beranikan diri untuk menyentuh pelan dan mngusap lembut kemaluannya.
Aku lumuri tanganku dengan minyak Zaitun, aku usap-usapkan dulu ke telapak tanganku, baru aku sentuhkan lembut dan aku usapkan ke kemaluan mbak Arlin. Lembut dan empuk plus hangat sekali, saat aku sentuh kemaluan mbak Arlin itu. Bulunya yang tipis dan lembut tercampur dengan cairan Miss V + Minyak Zaitun, menjadikan semakin licin dan semakin mudah untuk di rangsang.
Jari tengahku kemudian ku ikutkan garis tengh kemaluan mbak Arlin. Aku cari G spot mbak arlin bagian luar. Dan aku dapati seperti biji kacang di ujung garis tengah kemaluan Mbak Arlin itu. Aku sentuh dan aku putar-putar pelan.

” Aaaaahhhhhhhhhhh… Esssssssshhhhhhhhhhhhhh… Kamu pinter Ton?” Desah mbak Arlin menikmatinya…
Aku putar lebih cepat kacang dalam kemaluan mbak Arlin itu. Tak lama kemudian, mbak Arlin menggelinjang hebat dan berkata… ” Teruuuuuuuus… Teruuuuuuuus.. sayangggg!!! teruuush… eshhhhh shhhhh essshhhhhhhhh……. !”
Cairan hangat bercampur air seni mbak Arlin mengalir deras membasahi tanganku dan kasur mbak Arlin.
“Auuuuuuhh… hemmmmmmm… ehhhhhhhhhhhhhshssshhhhhhhh.. nikmat sekali…. baru kali ini aku merasakan kenikmatan yang belum aku rasakan!” Kata mbak Arlin sambil masih tersentak-sentak nafasnya.
Setelah itu, mbak Arlin memintaku untuk melepas seluruh pakaianku. Tanpa basa-basi yang akunya juga sudah birahi tinggi segera melepas seluruh yang menempel ditubuhku. Kini aku telanjang bulat dengan Mr. P yang cukup besar 17 cm diameter 4 cm (tergolong sudah sangat besar untuk orang Indonesia).
Mbak Arlin kemudian mendekat dan memegang penisku dengan tangan kanannya, sedang tangan kirinya mengelus-elus buah zakarku. Sungguh kenikmatan yang tiada duanya.
Dikocokkannya penisku kemudian dijilat-jilat ujung penisku. Sepertinya mbak Arlin sangat menikmatinya. Aku cuma bisa terpejam dan mengerang-erang kenikmatan. dahsyat bener permainan mbak Arlin waktu itu. Emutannya bagikan alat sedot yang sempurna. Penisku dilumat habis meskipun tidak semuanya tenggelam dalam mulutnya, mungkin karena penisku yang terlalu besar untuk bibirnya yang seksi itu.

Setelah puas bermain dengan penisku, kemudian aku disuruh tidur terlentang, kemudian mbak Arlin naik diatasku. Dengan bantuan tangannya mbak Arlin memegang kemaluanku dan kemudian mengarahkan ke lubang vaginanya. Begitu lihai mbak Arlin mengepaskan ujung penisku ke lubang vaginanya.
Begitu terangsang sekali saat ujung kemaluanku digesek-gesekkan dengan bibir vagina mbak Arlin.
Desahan mbak Arlin semakin membuat aku bergairah.
“Essssssh… ahhhh…Essssssaaach….!” Desah mbak Arlin begitu menikmatinya.
beberapa saat kemudian dengan sedikit tekanan begitu lembut dan sangat hati-hati, mbak Arlin menekan ke bawah sehingga kemaluanku dengan lembut menerobos liang kemaluannya. Seiring dengan kurasakannya cairan yang sangat licin yang keluar dari organ vital mbak Arlin, aku juga merasakan kehangatan yang begitu nikmat dengan ditambah gigitan vagina mbak Arlin yang begitu kencang dan sempit. Sering terasa penisku seperti ada yang menyedot-nyedot.

” uuuuuuuh… hmmmmm…. Esssahhhhhh…eshhhhhhh, nikmat sekali Ton. Sungguh jauuuh sekali saat aku berhubungan dengan suamiku sendiri.. Aku bakal ketagihan Ton main sama kamu !” Kata mbak Arlin sambil terus mencoba memasukkan alat vitalku sambil sedikit digoyang-goyang pinggulnya.

” Aku akan selalu nurutin kamu mbak, mau minta kapanpun aku siap mbak. Aku juga merasakan hal yang sama seperti apa yang kamu rasakan mbak. Kepuasan yang tak ternilai harganya. Terus mbak..teruuuussss… goyang teruuuuussss,,, Uuuuhhh,,, nikmat sekalii… !” Jawabku sambil kut membantu menggoyangkan demi kenikmatan bersama mbak Arlin.
Penisku kini sudah lenyap masuk sempurna ke dalam vagina mbak Arlin. Mbak Arlin sangat lihai sekali. Tanganku yang diam di raihnya dan dituntung untuk sambil menyentuh klitoris dibagian vaginanya sembari terus menggoyangkan memutar-naik-turun. Sedang tangannya sendiri meremas remas buah dadanya. Sungguh terlihat mengalami kenikmatan yang begitu hebat.
15 menit kemudian, goyangan mbak Arlin tak terasa semakin cepat dengan mengarah memutar maju mundur dan sesekali sedikit menaikan dengan membusungkan dadanya.

” uuuhh… uhhh… ehhh… ehhh…esssssssssssssssssssh, aku mau nyampe’ Ton, uuuuuuuhhhhh !” Desah mbak arlin.
kurasakan cairan kenthal dan hangat menyembur sampai batang kemaluanku. Menetes hingga buah zakarku. Benar-benar aku rasakan tetesan cairan yang keluar dari mulut vagina mbak Arlin itu. Orgasme yang begitu dinikmatinya.
kemudian aku di ciumi, dipeluk, dijilati dadaku dan terus menggoyangkan pinggulnya dimana lubang vaginanya masih terpenuhi oleh ala vitalku yang terus semakin keras.
Sela kemudian mbak Arlin dengan dorongan yang kuat membalikkan posisiku. Bergulinglah aku sehingga kini posisiku ada di atas menindihi tubuh mbak Arlin yang seksi itu. Aku sedot putingnya yang ranum itu, ku remas buah dadanya yang super kenyal, dan aku goyangkan maju mundur penisku untuk menusuk-nusuk vaginanya. Bulu lembut kemaluan mbak Arlin semakin membuat keadaan itu menjadi indah. Desahan yang merdu dan eksotis menambah birahiku semakin memuncak.

” Goyang yang keras sayaaang, !”. Ucap mbak Arlin sambil memegang pundakku dengan menekuk lutut dan menaiikannya ke atas. Memang aku sadari posisi itu paling enak untuk dirasakan oleh wanita saat berhubungan sex.
Akupun mulai menambah kecepatan goyanganku untuk membuat mbak Arlin terpuaskan. Dan, tidak lama kemudian…

” Ahhhhhhh…. ahhhhhhhhhhhhhhhhhh.. aaaaaaauuuuuuuuuuuuuch !” Tubuh mbak Arlin menggelinjang kejang-kejang hebat.
” Aku sampe’ lagi Ton,,,, Sungguh kamu hebat sekali. Belum pernah aku orgasme sampe lebih seperti ini!” . Ungkap mbak Arlin.
diraihnya tubuhku, didekapnya erat sambil pinggangku terus diapitnya agar tusukan penisku tetap terjaga tingkat kedalamnya. Karena aku merasakan ujung penisku menyentuh pangkal kedalaman Vagina milik mbak Arlin.
“Sayang, kamu sudah mau keluar belum? Kamu ingin gaya seperti apa untuk mengeluarkan spermamu kedalam Vagina Mbak?”. Tanya Mbak Arlin romantis sambil diteruskan mencium bibirku.
“Aku ingin mbak Arlin telungkup, aku ingin menggenjot dari belakang, karena aku suka lihat pantaatmu mbak.” Jawabku memohon
Kemudian Mbak Arlin membalikkan tubuhnya dan posisinya kini telungkup.
Aku pandangi pantatnya yang semogh dan seksi itu, kemudian ku ciumi, ku jilati, dan ku usap vaginanya dengan tanganku.

“Uuuuhhh….essssssssssssssh !” . Desah mbak Arlin.
Aku memposisikan sambil memeluk mbak Arlin, dan aku masukkan penisku ke lubang Vagina mbak Arlin dari belakang. Posisi tidur telungkup dengan aku menindihi mbak Arlin dari belakang. Inilah moment yang aku rasakan paling suka. Karena batang penisku lebih terasa dengan apitan pantat mbak Arlin yang super semogh dan putih itu. Nampak juga anusnya yang bersih tidak hitam melainkan merah muda sama persis dengan garisan tengah vaginanya. Sempurna sekali organ vital milik mbak Arlin itu.
Aku genjot kencang, sehingga bunyi sisa tekanan genjotanku yang membuat pantatnya bergetar-getar.
Nikmaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaat sekali rasanya, Surga dunia. Kulihat mata mbak Arlin yang terpejam menandakan dia juga merasakan kenikmatan yang sama. Sambil terus aku genjot, sesekali ku ciumi leher dan tengkuknya. Aku beri tanda merah dengan bibirku di bagian samping lehernya yang peluh dengan keringat itu. Nampak sekali bulatan merah kini membekas dilehernya.

” Antonnnn, pengalaman sekali kamu… Mbak bener-bener puas. Sungguh, puas banget !” Puji mbak Arlin.
Tanpa menggubris pujian mbak Arlin aku semakin meningkatkan frekuensi goyanganku. Terasa sekali mani dalam penisku sudah sampai di batang kemaluanku.
” Mbak…. uuuuuhhhh… aku sudah mau nyampe’…. uuuuhhh… uhhhhhh ! ” Desahku.
” Goyang yang lebih cepat sayang… keluarin aja di dalam. Mbak ingin rasakan kehangatan air manimu.. Ayo sayangg…. teruuuuus… terussssss. teruuuuuussss…. uuuuhhhh nikmat sekali,,,, terussss sayang,,, lebih cepat lagiiii… !” Seru mbak Arlin yang juga merasakan kenikmatan.
Dan akhirnya, aku menyemburkan cairan maniku ke dalam lubang vagina mbak Arlin. Terus saja ku goyang-goyangkan dengan sedikit memutar pasca air maniku sudah membanjiri lubang vagina mbak Arlin. Ku peluk erat, ku ciumi leher, pipi, dan ku lumat bibirnya.

” terima kasih mbak.. sungguh nikmat sekali. Anton puas sekali “. Ucapku mesra sambil terus memeluknya dari belakang dengan posisi tidur telungkup.
” Iya sayaaaang… Mbak apalagi, sampai nggak bisa mbak ungkapkan dengan kata-kata. Malam ini sungguh bagaikan malam kenikmatan yang baru pertama kali mbak rasakan. Ingin sekali aku sering merasakan kenikmatan ini sayang.” Kata mbak Arlin mesra kepadaku.
Kami pun kemudian saling berpelukan dengan posisi tidur terlentang dengan posisi mbak Arlin kini kepalanya ada di dadaku. Kita mengenakan selimut, dan sambil ku belai rambutnya, mbak Arlin juga memelukku.

Kamipun tertidur lelap bagaikan pasangan suami Istri. Dan kamipun mengulanginya di tengah malam dini hari. Sungguh pengalaman yang luar biasa aku lakukan dengan tetanggaku sendiri. Kejadian itu kini sering aku lakukan setiap ada kesempatan apalagi saat mas Joni sedang berlayar. Aku bagaikan suami kedua mbak Arlin disaat suami mbak Arlin tidak ada dirumah.

Untuk mbak Arlin, sungguh saat ini aku justru bener-bener ingin memilikimu seutuhnya. Aku mencintaimu tulus dari lubuk hati yang paling dalam. I Love You




sekian dan terimakasih..............................